Rabu, 02 Mei 2018 16:21 WIB
New York, Tigapilarnews.com _ Wakil Tetap Kuwait menegaskan kepada Duta Besar PBB Mansour Al-Otaibi. Penghancuran terorganisir desa-desa Rohingya merupakan pembersihan minoritas Muslim dan etnis Rohingya.
Setelah adanya sebuah delegasi Dewan Keamanan PBB melakukan kunjungan ke Bangladesh dan Myanmar untuk melihat situasi pengungsi Rohingya.
Kunjungan ini mencerminkan keprihatinan masyarakat internasional atas krisis Rohingya, kata Al-Otaibi, karena ia mengungkapkan keprihatinan mendalam atas berlanjutnya menyeberangnya Rohingya ke Bangladesh karena kekerasan dan kelaparan.
Al-Otaibi mengatakan bahwa selama kunjungan itu, Dewan Keamanan telah bertemu dengan Pemerintah Myanmar, menambahkan bahwa delegasi mendesak mereka untuk menciptakan lingkungan yang tepat untuk kembali dengan selamat ke pengungsi dan minoritas lainnya.
Dewan Keamanan menerima jaminan dari pejabat di Pemerintah Myanmar bahwa mereka bekerja untuk melaksanakan perjanjian bilateral dengan Pemerintah Bangladesh untuk kembalinya para pengungsi ke daerah mereka, tambahnya.
Al-Otaibi mendesak pemerintah Myanmar untuk mengatasi penyebab krisis Rohingya dan menekankan perlunya mengizinkan masuknya organisasi kemanusiaan dan PBB ke Negara Rakhine tanpa pembatasan dan mempromosikan kebebasan beragama dan hidup damai.
Dewan akan terus menindaklanjuti pelaksanaan pernyataan presiden yang dikeluarkan pada November 2017 dan rekomendasi dari Komite Penasehat Negara Rakhine yang dipimpin oleh mantan Sekretaris Jenderal Kofi Annan.
Kuwait, United Kingdomm dan Republik Peru memimpin Dewan Keamanan pada kunjungan lapangan ke Bangladesh dan Myanmar, untuk bertemu dengan para pejabat dari kedua negara dan untuk terus mengawasi situasi 700.000 pengungsi.
Sejak Kuwait masuk ke Dewan Keamanan awal tahun ini sebagai anggota tidak tetap, mereka telah bekerja untuk membela isu-isu Arab dan Islam.