Rabu, 02 Mei 2018 15:18 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Deklarasi dilakukan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kepada Prabowo Subianto sebagai Capres pada moment Hari Buruh 1 Mei kemarin menjadi tanda tanya besar dari berbagai kalangan khususnya parpol pendukung Jokowi.
Pasalnya, dengan merebut moment seperti itu. Peran buruh akan dijadikan alat politik bagi kepentingan semata demi memenangkan Pilpres 2019.
“Silakan saja menyatakan dukungan, tapi jangan sampai memperalat kaum buruh apalagi mengklaim seluruh buruh,” kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Rabu (2/5/2018).
Baidowi menyesalkan momentum Hari Buruh dijadikan ajang kegiatan politik praktis. Presiden KSPI Said Iqbal, sebut dia, seharusnya fokus memperjuangkan hak-hak buruh dalam perayaan tersebut.
“Sejatinya peringatan Hari Buruh digunakan untuk memperjuangkan hak-hak buruh, mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan perlindungan buruh dari aspek ketenagakerjaan maupun pengupahan,” terang dia.
Meski begitu, kata Baidowi, PPP tak khawatir Joko Widodo akan kalah di Pilpres 2019 lantaran KSPI menyatakan dukungan kepada Prabowo. Alasannya, hal serupa terjadi saat Pilpres 2014.
Bahkan, menurutnya, jumlah kaum buruh yang menghadiri deklarasi pencapresan Prabowo di tahun ini lebih sedikit dibandingkan pada Pilpres lalu.
“Tahun 2014 yang menghadiri deklarasi KSPI ke Prabowo jauh lebih besar, tapi di pilpres kalah. Tahun ini yang ikut deklarasi jumlahnya jauh berkurang, tinggal dibandingkan saja,” ucapnya.
“Tinggal apakah (dukungan KSPI) bisa mengantarkan Prabowo jadi presiden atau tidak, itu biarlah rakyat yang menentukan,” imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan Politisi PDIP Imam Suroso menuding, aksi demo buruh saat May Day dipolitisasi oleh parpol tertentu untuk menyudutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini dimainkan partai politik lain agar Presiden Jokowi jatuh,” kata Imam saat dihubungi, Rabu (2/5/2018).
Lebih jauh, Imam yang juga anggota Komisi IX DPR RI itu menambahkan, dirinya merasa prihatin jika polemik ini terus berlanjut maka rakyat yang menjadi korbannya.
“Kasihan rakyatnya nanti, rakyat jadi korbannya,” pungkasnya.
Hal Wajar
Terpisah, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai hal yang wajar jika serikat buruh terlibat politik praktis, dengan mendukung salah satu kandidat calon presiden.
“Memang buruh kan gerakan politik. Gerakan politik. Buruh itu gerakan politik kan. Apa yang dipolitisasi? Gerakan politik kan buruh. Gerakan apa namanya kalau bukan gerakan politik,” kata Zulkifli di gedung DPR, Rabu (2/5/2018).
Zulkifli menegaskan, apa yang dilakukan para buruh merupakan hak warga negara dalam menyalurkan aspirasi politiknya.
“Buruh itu gerakan politik. Saya tidak mengikuti apakah deklarasi atau tidak,” tandasnya.
Deklarasi dukungan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk Prabowo ini digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (1/5). Dalam kesempatan itu Prabowo juga meneken 10 tuntutan yang disampaikan oleh KSPI.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018. Dalam sambutannya, Prabowo berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan KSPI.
Prabowo berbicara sejumlah hal, dari cerita pengabdiannya selama menjadi prajurit hingga permintaannya agar tak membenci asing.