Selasa, 24 April 2018 20:17 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2019 terus menurun hingga 14,1 persen menurut survei.
Gerindra meminta lembaga survei agar lebih terbuka dengan metode surveinya.
"Lembaga survei yang kemarin menyatakan pak Prabowo elektabilitasnya turun kita imbau supaya lebih terbuka lah dalam metode survei, dan lain-lain," ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Dasco juga menilai, hasil survei yang menyebutkan elektabilitas Prabowo terus menurun tak wajar. Sebab, menurut hasil survei dari internal partainya, elektabilitas Prabowo terus meningkat.
"Menurut kami (hasil survei) itu kurang wajar. Kami juga cek dari hari ke hari karena kami pengen jadi pemenang pemilu kan apa yang dilakukan pak Prabowo, apa yang dilakukan oleh partai. Kita juga punya survei. Oleh karena itu kita imbau supaya lembaga survei ya lebih transparan dengan metode yang mungkin lebih terbuka," katanya.
Dasco mengungkapkan, selama ini, Prabowo berusaha untuk tidak berkontribusi dalam kegaduhan kontestasi politik.
Padahal, partainya bisa saja meminta ketua umumnya tersebut untuk secara masif menaikkan elektabilitasnya melalui berbagai cara.
"Nah kalau kemudian ada survei yang mengatakan elektabilitasnya turun yah kita bisa saja nanti minta pak Prabowo supaya elektabilitasnya naik supaya rakyat puas. Apa yang disampaikan oleh rakyat tentang ketidakpuasan misalnya tentang kinerja pemerintah terhadap kami wakilnya yang di DPR kemudian belum terwujud yah kami bisa minta pak Prabowo setiap hari ngomong di media soal misalnya ketidakpuasan, dll," tuturnya.
"Apakah itu yang kemudian yang dimaksud oleh kawan-kawan? Kalau iya supaya elektabilitas naik harus begitu ya nanti kami juga bisa sampaikan ya sudah nanti pak Prabowo ngomong aja. Tiap hari nanti jatuhnya gaduh terus," imbuh Dasco.
Bukan tanpa sebab Prabowo enggan terlibat dalam kegaduhan politik di Indonesia. Dasco menjelaskan, partainya ingin kemenangan Prabowo pada Pilpres 2019 didasari pada kinerja Prabowo untuk bangsa dan negara.
"Tapi kalau nanti kita dibeginiin terus itu sama saja bangunin macan tidur. Nanti kita minta aja Pak Prabowo ngomong soal kritikal terhadap pemerintah. Itu elektabilitasnya pasti langsung naik," tukas Dasco.
Sebelumnya, Litbang Kompas menggelar survei elektabilitas bakal capres 2019 pada 21 Maret-1 April 2018. Hasilnya, elektabilitas Jokowi sebesar 55,9 persen, kemudian Prabowo hanya memperoleh 14,1 persen, dan Gatot tinggal 1,8 persen.
Perolehan angka Jokowi meningkat dibanding survei 6 bulan lalu yang berada di angka 46,3%. Sedangkan elektabilitas Prabowo menurun cukup banyak. Enam bulan lalu, elektabilitas Ketum Partai Gerindra itu berada di angka 18,2 persen.(exe/ist)