Jumat, 06 April 2018 21:18 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo sudah mulai dideklarasikan jadi calon presiden.
Dia dideklarasikan oleh kelompok relawan yang mengatasnamakan diri Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR).
"Demi mewujudkan nilai-nilai tatanan kehidupan berbangsa, mencegah terulangnya pecah belah anak bangsa, sangat dibutuhkan tataran demokrasi yang baik, karakter kepemimpinan yang kuat, tegas, dan mementingkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi," kata Ketua Presidium Nasional GNR, Dondi Rivaldi, di lokasi deklarasi, Senayan, Jakarta, Jumat (06/04/2018).
Gatot memang sudah lepas dari keanggotaan aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dia sudah tak terikat lagi dengan aturan sehingga bisa terjun ke politik praktis.
Tapi, setelah resmi pensiun pada 1 April lalu, Gatot belum membuat pernyataan resmi soal kemungkinan berpolitik. Gatot juga belum punya 'perahu' dan logistik.
"Kita hanya terus menghimpun semangat teman-teman untuk memenangkan Pak Gatot. Harus kita himpun untuk melakukan kerja-kerja konsolidasi pemenangan. Hanya itu saja," kata Dondi.
Bicara soal 'perahu', Gerindra menegaskan pasti mencapreskan Prabowo Subianto. Jadi Gerindra tak akan memberi tiket untuk Gatot.
"Capres kami sudah final. Nggak mungkin berubah dari Prabowo Subianto ke nama lain," kata Wasekjen Gerindra Andre Rosiade.
Gatot dan Prabowo memang sama-sama berlatar belakang militer. Tetapi Gerindra belum menilai Gatot sebagai substitusi dari Prabowo.
PKS sebagai partai yang hampir pasti berkoalisi dengan Gerindra juga belum membuka pintu lebar untuk menjadi 'perahu' Gatot buat nyapres. PKS justru menyerahkan keputusan kepada Gerindra.
"Monggo kalau Pak Gatot ingin via Gerindra dan jika Gerindra-nya menerima," ucap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
PKS sendiri memang sudah punya 9 nama capres. Meski begitu, PKS tetap bergantung pada Gerindra.
Dari kubu pendukung Joko Widodo (Jokowi), PPP melihat Gatot mustahil menjadi capres. PPP dan 4 partai yang punya kursi di parlemen lainnya tetap optimistis mendukung Jokowi untuk kembali menjadi Presiden RI periode 2019-2024.
"Pertama, sebelum layak atau tidak, yang perlu dipastikan kendaraannya apa? Karena orang baru bisa dinilai layak atau tidak karena sudah dapat kendaraan," kata Ketum PPP Romahurmuziy.
NasDem, yang berada di kubu sama dengan PPP, punya pandangan lain. NasDem justru melihat Gatot bisa jadi pasangan Jokowi.
"Ya semua serba mungkinlah di politik. Mungkin nanti pada saatnya Pak Jokowi bisa dengan Pak Gatot," kata Sekretaris Fraksi NasDem Syarif Alkadrie kepada wartawan.
Syarif mengatakan NasDem adalah pendukung Jokowi sebagai capres sehingga tak mempermasalahkan siapa cawapresnya.
Dilihat dari sejumlah survei yang dirilis oleh berbagai lembaga, elektabilitas Gatot memang masih jauh di bawah Jokowi ataupun Prabowo. Tapi memang, sebelum dideklarasikan, sudah bermunculan spanduk hingga videotron bergambar Gatot.
Beberapa spanduk dan poster yang menampilkan wajah Gatot dengan tulisan bernada politik terpampang di sejumlah titik di Jakarta. Spanduk itu menegaskan bahwa Gatot siap menjadi pemimpin Indonesia masa depan.
Lanjut ke luar Jakarta, videotron yang terpasang di Kota Malang, Jawa Timur, memuat profil singkat Gatot. Video itu punya narasi patriotik. Meski demikian, belum diketahui pihak yang memasang spanduk atau menyewa videotron itu.(exe/ist)