Senin, 02 April 2018 09:42 WIB
ANKARA, Tigapilarnews.com - Perang statment antara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan PM Israel Benjamin Netanyahu setelah jatuhnya korban jiwa warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel.
Hari Jumat (30/3/2018), 16 warga Palestina tewas setelah tentara Israel melepas tembakan ke arah para pengunjuk rasa.
Dan Presiden Erdogan, MInggu (1/4/2018), menyebut Netanyahu sebagai 'seorang teroris'.
Komentar itu disampaikannya setelah Netanyahu mengatakan 'menolak pelajaran moral' dari 'mereka yang tanpa pandang bulu mengebom warga sipil selama bertahun-tahun' untuk merujuk kepada Turki.
Di hadapan para pendukungnya, Presiden Erdogan kemudian mengatakan: "Kami tidak punya rasa malu dalam hal invasi, Netanyahu. Kau adalah penjajah dan saat ini berada di tanah mereka sebagai penjajah. Pada saat yang bersamaan kau adalah teroris."
Sebelumnya Netanyahu yang mengecam Turki dengan menulis di Twitter: "Tentara yang paling bermoral di dunia tidak akan dikuliahi oleh seseorang yang selama bertahun-tahun mengebom warga sipil tanpa pandang bulu."
"Tampaknya begitulah mereka memperingati 1 April di Ankara," tambahnya dengan merujuk pada April Mop.
Netanyahu juga pernah mengatakan Erdogan adalah seseorang yang 'mengebom warga kampung Kurdi' terkait dengan operasi militer Turki di wilayah Afrin yang berpenduduk warga Kurdi di Suriah.
Komentar Twitter dari Netanyahu itu merupakan balasan atas Presiden Erdogan yang menyatakan tanggapan Israel atas pengunjuk rasa pada hari Jumat sebagai 'serangan tidak berperikemanusiaan'.
Kementerian Pertahanan Israel sudah menolak seruan internasional agar dilakukan penyelidikan yang independen atas insiden yang menewaskan 16 orang tersebut.
Mereka menegaskan pasukan melepas tembakan ke arah para 'penghasut utama' dalam kerusuhan dengan pelemparan batu dan bom botol.
Kelompok Hamas, yang menguasai Gaza, mengatakan lima korban jiwa adalah anggota dari sayap bersenjatanya sementara Israel mengatakan delapan dari korban jiwa tersebut adalah anggota Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel negara-negara Barat.
Sedang dua korban jiwa lagi, tambah Israel, berasal dari faksi militer Palestina lain.
Warga Palestina menggelar unjuk rasa besar-besaran yang disebut 'Pawai Besar Kepulangan' yang berlangsung mulai Jumat (30/03) dan direncanakan baru akan berakhir pada 15 Mei mendatang.
Tanggal akhir unjuk rasa itu diperingati warga Palestina sebagai Nakba atau bencana, ketika tahun 1948 lalu sekitar 700.000 warga Palestina diusir atau mengungsi akibat perang yang mendorong berdirinya negara Israel.