Kamis, 29 Maret 2018 14:39 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, Riau merilis hasil uji laboratorium terhadap olahan ikan kaleng jenis makarel.
BPOM yang melakukan inspeksi mendadak terhadap produk Farmer jack, Hoki dan IO beberapa lalu turut menyita dan melakukan sampling terhadap beberapa produk ikan sarden jenis lain. Hasil dari sampling tersebut kemudian dilakukan uji laboratorium terkait kandungan cacing parasit jenis Anisakis sp. Adapun hasilnya pemeriksaan adalah 27 produk ikan kaleng kandung cacing parasit Anisakis sp.
Temuan BPOM terhadap produk ikan kaleng, terdeteksi cacing parasit tersebut terdiri dari 16 produk impor dan 11 produk dalam negeri. “27 merek (138 bets) positif mengandung parasit cacing, terdiri dari 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri,” tulis BPOM. Sebelumnya BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 541 produk ikan dalam kaleng yang terdiri dari 66 merek. Adapun 27 merek produk ikan kaleng tersebut antara lain : ABC, ABT, Ayam Brand, Botan, CIP, Dongwon, Dr. Fish, Farmer Jack, Fiesta seafood, Gaga, Hoki, Hosen, IO, Jojo, King Fisher, LSC, Maya, Nagos, Naraya, Pesca, Poh Sung, Pronas, Ranesa, S&W, Sempio, TLC, TSC.
Viralnya Video dan foto di media sosial, menunjukkan ada cacing di dalam produk ikan kaleng jenis mackarel.produk asal China ini berlabel IO, Farmer Jack dan HOKI. Disebutkan bahwa jenis cacing pita dalam produk itu. Namun dijelaskan oleh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru, Muhammad Kashuri bahwa cacing bukan berasal dari jenis cacing pita.
"Artinya, terkonfirmasi memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita seperti yang viral di media sosial. Jadi ada cacing Anisakis species," kata Kashuri, seperti dilansir dari Antara, Rabu (21/3).
Cacing yang ditemukan dalam produk tersebut adalah jenis Anisakis sp. Anisakis adalah genus nematoda, parasit yang memiliki siklus hidup melibatkan ikan dan mamalia laut. Cacing Anisakis merupakan parasit yang dapat menimbulkan masalah pada ikan hingga pada manusia. Dilansir dari Wikipedia, Anisakis sp, adalah cacing nematoda umum. Ia merupakan larva nematoda yang menginfeksi banyak spesies ikan. Parasit ini memiliki siklus hidup yang rumit, cacing parasit ini memiliki inang perantara yang terdiri dari beberapa jenis ikan sebelum akhirnya sampai ke inang target. Inang terakhirnya adalah mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus. Ukurannya kecil berkisar 10-50 mm. Hewan ini berwarna putih dan biasanya berbentuk lingkaran atau melingkar dalam kista otot ikan.
Dapat menyebabkan alergi
Bila produk sarden yang terkontaminasi cacing parasit ini dikonsumsi tanpa dimasak, atau dalam keadaan setengah matang akan mengakibatkan penyakit. Cacing parasit ini bisa mengakibatkan alergi jika dikonsumsi. Gejala umumnya adalah adanya gatal pada kulit orang yang mengonsumsi cacing tersebut. Namun hal berbahaya bisa timbul jika cacing ini dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat sakit asma.
Cacing di sarden kemasan ditemukan dalam tubuh ikan, cacing ini ditemukan di kemasan sarden ternyata bukan karena adanya kerusakan kemasan maupun akibat kadaluwarsa. Cacing tersebut ikut terbawa masuk dari dalam daging ikan.
Cacing anisakis merupakan cacing parasit yang menyerang ikan laut. Dilansir dari CNN, cacing anisakis dapat menginfeksi salmon, hering, ikan cod, mackerel, cumi, kakap merah, dan halibut. Cacing masuk ke usus inangnya, bereproduksi dan mengeluarkan telurnya ke laut lewat tinja inangnya.
Menurut Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar Teknologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, sebenarnya cacing anisakis adalah cacing yang lazim terdapat pada ikan-ikanan. Keberadaan cacing anisakis pada ikan mengindikasi bahan baku ikan terkontaminasi cacing tersebut.
"Sebetulnya, proses pemanasan pada ikan kaleng yang baik akan menginaktivasikan cacing tersebut. Jadi secara umum, dapat dikatakan bahwa tidak ada risiko kesehatan yang disebabkan karena anisakis," kata Purwiyatno saat dihubungi CNN Indonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (22/3).
Namun, kata dia, kasus temuan cacing anisakis pada tiga produk ikan kaleng menunjukkan bahwa produsen tidak menangani bahan baku dengan higienis. Cacing anisakis pada ikan sebetulnya dapat dibersihkan. Menurutnya ada indikasi produsen tidak mengikuti good manufacturing practices (GMP) sesuai dengan standart operational procedure (SOP) dengan baik.
Dilansir dari beberapa media. (AA)