Senin, 26 Maret 2018 12:03 WIB

Akuisisi Uber, Grab Siap Beri Ancaman ke Go-Jek

Editor : Rajaman
Grab Akuisisi Uber (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Imbas diakuisisinya Grab di Asia Tenggara akhirnya hanya menyisakan Grab dan Go-Jek di partai final untuk pasar Indonesia. Go-Jek layak waspada, terlebih untuk layanan Go-Food dan Go-Pay.

Setelah mengumumkan keberhasilannya mencaplok bisnis Uber di Asia Tenggara, integrasi menjadi salah satu fokus Grab ke depan dalam memperkuat posisinya di kawasan tersebut. Berdasarkan rilis resmi Grab, ini disebut sebagai akuisisi terbesar antara perusahaan berbasis internet di Asia Tenggara, walau tidak disebutkan berapa nilai yang digelontorkan oleh platform ride sharing tersebut.

PR Grab selanjutnya adalah mengintegrasikan layanan yang mereka miliki dengan Uber. Layanan ride sharing, pesan antar makanan serta fintech menjadi layanan yang bakal diprioritaskan Grab. Lebih jauh lagi, Grab berambisi untuk menjadi platform mobile online-to-offline (O2O) nomor wahid.

Ambisi tersebut akan coba diwujudkan dengan mengedepankan tiga layanan utama: pesan antar makanan, transportasi online, serta pembayaran dan keuangan (fintech). Untuk sektor yang disebutkan pertama, lewat GrabFood di Indonesia dan Thailand, serta disusul integrasi dengan UberEats di Singapura dan Malaysia, Grab menargetkan untuk menyediakan layanan pesan antar makanan di seluruh negara Asia Tenggara pada paruh pertama tahun ini.

Integrasi GrabFood dan UberEats tentunya akan menjadi ancaman tersendiri bagi Go-Food milik Go-Jek sebagai pemain terbesar di sektor pesan antar makanan Tanah Air dengan sekitar 100.000 merchant yang sudah tergabung di dalamnya. 

Sedangkan untuk sektor transportasi, Grab sudah memperkuat posisinya dengan meluncurkan GrabCycle sebagai layanan berbagi sepeda serta GrabShuttle Plus yang menyediakan sejumlah rute bus on-demand. Untuk layanan pembayaran dan keuangan, perusahaan asal Singapura ini menargetkan GrabPay sudah dapat tersedia di seluruh negara besar Asia Tenggara.

Ekspansi GrabPay tentu juga akan mengancam eksistensi Go-Pay milik platform besutan Nadiem Makarim itu. Terlebih, dengan hadirnya OVO, fintech di bawah naungan Lippo yang juga menyokong GrabPay, bukan tak mungkin GrabPay akan menggencarkan layanan pembayaran untuk sejumlah tagihan -- seperti pulsa dan listrik -- seperti sudah dilakukan Go-Jek melalui Go-Pulsa dan Go-Bills. 

Saat ini, Grab masih mengandalkan GrabRewards, yaitu sejumlah penawaran, salah satunya voucher pulsa dan listrik, yang dapat ditukarkan oleh user dengan poin hasil dari perjalanan mereka.

Dengan sudah dimilikinya aset-aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, tentu akan menjadi nilai plus bagi Grab dalam mewujudkan ambisinya. Terlebih, terdapat lebih dari 5 juta orang yang menggunakan gabungan dari kedua platform tersebut setiap harinya. 

Meski begitu, Go-Jek pun juga tidak mau kalah. Mereka diketahui sudah merencanakan ekspansi ke Filipina pada tahun ini, yang disusul dengan hadirnya Go-Jek di negara Asia Tenggara lain di 2018 ini.


0 Komentar