Senin, 12 Maret 2018 14:52 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali melontarkan umpatan kasar terhadap penyelidik HAM PBB yang kini menyelidiki dugaan pembunuhan di luar hukum dalam perang anti-narkoba di negara tersebut.
Dia menyebut, para penyelidik tersebut bodoh, brengsek dan perlu dilemparkan ke buaya untuk dimangsa.
Duterte memerintahkan semua pengacara dan penegak hukum Filipina untuk tidak bekerjasama dengan penyelidik HAM PBB. Dia sepenuhnya akan bertanggung jawab atas perang anti-narkoba yang menurutnya sah, meski dilaporkan menewaskan ribuan orang.
Umpatan kasar mantan Wali Kota Davao ini muncul setelah Komisioner Tinggi PBB Zeid Ra'ad Al Hussein menyerukan pemimpin Filipina itu menjalani “tes kejiwaan” karena kerap menghina penyelidik PBB.
Duterte membalas Zeid dengan menyebutnya “bodoh dan brengsek”. Dia mengulangi perintahnya untuk setiap agen penegak hukum di negaranya untuk tidak menjawab pertanyaan dari penyelidik HAM PBB yang saat ini dipimpin oleh Agnes Callamard, seorang pelapor khusus PBB.
“Jangan menjawab pertanyaan dari mereka,” kata Duterte di hadapan tentara di Kota Zamboanga, sembari menegaskan bahwa dia yang bertanggung jawab penuh atas perang anti-narkoba.
“Lakukan saja pekerjaan Anda di dalam batas-batas hukum,” ujar Duterte. Menurutnya, menjadi hak bagi Filipina untuk tetap diam dan tidak memberikan kesaksian karena dilindungi oleh konstitusi negara.
”Serahkan pada saya. Mereka datang ke sini. Apakah Anda memiliki buaya di sini, yang benar-benar memakan manusia? Lemparkan orang brengsek di sana!,” kata Duterte, seperti dikutip dari Inquirer, Senin (12/03/2018).
”(Penyelidik) HAM ini bodoh,” kata Duterte.”Saya bilang (kepada sindikat narkoba terlarang) jangan menghancurkan negara saya, atau kota saya dalam hal ini, karena saya akan membunuh Anda. Dan jangan menghancurkan pemuda negeri ini karena saya akan membunuh Anda.”
Tanggapan Duterte muncul setelah Zeid pada hari Jumat meminta Dewan HAM PBB untuk menentang sikap Duterte terhadap pejabat HAM PBB karena mengkritik perang anti-narkoba.
”Dewan HAM PBB harus mengambil posisi. Serangan ini tidak bisa tidak terjawab,” kata Zeid, pada hari Jumat. “(Duterte) perlu menyerahkan dirinya untuk tes kejiwaan. Komentar seperti ini tidak bisa diterima, tidak bisa diterima,” ujar Zeid.(exe/ist)