Jumat, 02 Maret 2018 11:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Patroli selama 31 hari yang dilakukan personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung menemukan 7 dari 368 patok perbatasan Republik Indonesia- Malaysia dalam kondisi rusak. Patroli dilakukan di blank post area.
"Umumnya masih bagus. Cuma ada 7 patok yang tidak bagus karena ada yag sompel, ada yang bergeser karena longsor 6 meter. Jadi dia longsor, dia rubuh. Ada lagi yang dibawah tertimbun runtuhan kayu. Kemudian yang kondisinya miring. Ada yang ditindih," ujar Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung, Letkol Infanteri Rio Neswan, Rabu, 21/2/2018.
Dia juga memastikan, dari data receiver Global Positioning System (GPS), posisi patok tidak mengalami pergeseran koordinat.
"Persis koordinatnya," ujarnya.
Patok-patok itu, sebutnya, umumnya bisa terlihat dengan jelas karena tidak ditumbuhi rumput.
"Karena rata-rata berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Ada yang di 1.400 meter di atas permukaan laut. Tertinggi 1.897 meter di atas permukaan laut yang berada di Patok C 300," ujarnya.
Setiap 100 patok seperti pada Patok C100, Patok C200 dan Patok C300 dilengkapi dengan prisma.
"Patok yang ditemukan itu berlumut," ujarnya.
Melakukan patroli di blank post area, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung juga menemukan sejumlah fakta mengejutkan.
Di kawasan yang jauh dari pantauan selama ini, ternyata ditemukan jalan logging. Rio Neswan mengatakan, jalan logging di wilayah Malaysia itu ditemukan pada ketinggian 1.100 - 1.897 meter dari permukaan laut yang memiliki suhu berkisar 5 - 10 derajat pada malam hari atau 15 - 20 derajat pada siang hari.
"Jaraknya bervariasi dari patok perbatasan. Di beberapa titik khususnya di Patok C 141 dan Patok C 209 hanya berjarak 1 meter dari patok. Itu mepet sekali walaupun kalau dilihat kondisinya itu sudah dua atau tiga tahun tidak dilewati,"ujarnya.
Meskipun saat patroli anggota TNI menemukan jalan logging, Rio Neswan memastikan belum ada satu pohonpun yang ditebang di wilayah Indonesia.
"Namun ditemukan kayu yang dicat. Diduga ini sebagai sasaran illegal logging. Memang belum nampak kayu yang diambil karena posisinya sulit dan kayunya juga kecil," katanya.
Dia memastikan, medan berat dengan jarak tempuh 160 kilometer pulang pergi ini sama sekali belum terjamah sejak pemasangan patok bersama Republik Indonesia-Malaysia pada 1977 lalu. Kontur wilayah itu sulit ditembus dengan perbukitan terjal dan arus sungai berjiram yang sukar diprediksi.
Hal inilah yang menjadi alasan wilayah itu belum tersentuh hingga tahun ini patroli dilaksanakan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung.
Tim Pencari dan Penjelajah dibentuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung untuk memastikan keberadaan patok- patok perbatasan di blank post area.
Rio Neswan mengatakan, tim tersebut melaksanakan misi untuk menembus kawasan yang selama ini belum terjamah Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI- Malaysia sebelumnya.
Tim melakukan perjalanan sejauh 363 kilometer di kawasan Kecamatan Lumbis. Untuk itu, tim telah menyiapkan diri sejak dua bulan sebelum melaksanakan misi berat dimaksud.
"Ada 368 patok di kawasan tersebut yang harus kami pastikan masih utuh,"ujarnya.
Pasukan penjelajah menjalankan misi sejak 15 Januari 2018 hingga 14 Februari 2018. "Danpos Lumbis SSK IV Lettu Inf Untung Hermanto dengan pendamping Patop Satgas Kapten Ctp Ari Wahana beserta 7 anggota berhasil melaksanakan patroli patok sesuai sektornya. Termasuk di wilayah blank post area yang sudah 41 tahun tidak dipatroli dari patok C 002 sampai C 481 dalam keadaan aman," ujarnya.
Dia merincikan, sejumlah patok yang masuk blank post area masing masing :
1. Dari Patok B 3499 sampai dengan C 481 (timur ke barat) tidak pernah terpatroli oleh 17 satgas sebelumnya sejak 2006.
2. Dari Patok B 3499 sampai dengan C 001 (lima patok) pernah dipatroli Ekspedisi Khatulistiwa (pasukan khusus) tahun 2012.
3. Dari Patok C 002 sampai dengan C 481 (363 patok) tidak pernah dipatroli sejak pemasangan patok bersama Republik Indonesia - Malaysia tahun 1977.