Minggu, 11 Februari 2018 21:29 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Musibah wabah campak dan gizi buruk yang melanda masyarakat suku Asmat di Papua menggugah perhatian banyak pihak. Program pembangunan daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan seharusnya juga menyentuh aspek kesehatan masyarakatnya.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI Ahmad Zainuddin, keterpencilan daerah suku Asmat bukan fakta baru. Hal tersebut sudah diketahui sejak lama. Karena itu lanjut dia, semestinya wabah campak dan gizi buruk di daerah terpencil seperti pedalaman suku Asmat tidak perlu di terjadi, terutama di era pemerintahan yang mencanangkan Pembangunan Dari Pinggir dalam Nawa Cita-nya.
"Masyarakat suku Asmat sudah lama tertinggal. Wabah penyakit dan gizi buruk seharusnya tidak perlu terjadi. Karena pemerintah ada program Pembangunan dari Pinggir. Bukan hanya pembangunan fisik, tapi seharusnya pembangunan kualitas SDM, termasuk kesehatan," ujar Zainuddin di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu, 10/2/2018. Empat Pilar tersebut adalah Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Politisi PKS ini melanjutkan, pembangunan kesehatan masyarakat dari pinggir harus dievaluasi. Masyarakat terpencil seperti suku Asmat harus mendapat perhatian khusus dalam hal pembangunan infrastruktur dan suprastrukturnya. Sehingga pembangunan fisik yang sekarang sedang digalakkan pemerintah, harus linear dengan pembangunan kualitas sumber daya manusianya.
"IPM (Indeks Pembangunan Indonesia) Indonesia memang semakin baik. Tapi terkuaknya wabah penyakit dan gizi buruk di masyarakat Asmat serta wabah Difteri yang muncul bersamaan di 29 provinsi, menunjukkan ada yang harus dievaluasi dari program Pembangunan Dari Pinggir dalam Nawa Cita," jelas Zainuddin.
(Amri)