Sabtu, 10 Februari 2018 11:55 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jajaran Kodam II/Sriwijaya memperbaiki jembatan gantung yang rusak berat di desa terisolir, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan.
Jembatan gantung yang melintang di atas Sungai Lematang penghubung Desa Berugo dan Tanjung Dalam, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim beberapa waktu lalu mengalami kerusakan, kata Pangdam Mayor Jenderal TNI AM Putranto usai meninjau memperbaiki jembatan gantung di Palembang, Sabtu.
Dia mengatakan, jembatan tersebut bila tidak diperbaiki sangat mengganggu aktivitas masyarakat ke dua desa tersebut terutama anak sekolah.
Setelah ada informasi, jajarannya melakukan perbaikan jembatan dengan mengerahkan Yonzipur 2/SG yang dipimpin Mayor Czi Zamroni.
Menurut dia, kondisi jembatan sepanjang 200 Meter dengan lebar 1,8 meter yang dibangun Pemerintah Kabupaten Muara Enim pada 2006 itu memang cukup rapuh, bagian alas hanya menyisakan beberapa keping papan.
Selain itu, besi penyanggah banyak yang putus dan beberapa pipa penyanggah keropos sehingga tidak bisa lagi dilalui masyarakat.
Dengan adanya perbaikan yang juga dibantu masyarakat, pemerintah setempat termasuk PT Musi Hutan Persada diharapkan perekonomian kembali lancar.
Jembatan gantung itu begitu vital, karena masyarakat berjalan melingkar sekitar 8 km jika jembatan terputus. "Anak-anak sekolah yang dari sini tetap harus kesana, bisa dibayangkan kalau mereka menjadi korban, terjatuh dan sebagainya," ujar dia.
Sementara Dandim Muara Enim Letkol Inf Teady Aulia Mulya Aji mengatakan, karya bakti prajurit Kodam II/Sriwijaya serta pihaknya itu bukan pekerjaan yang ringan.
Hembusan angin yang kencang menyebabkan badan jembatan selalu bergoyang sehingga diperlukan penguatan pada konstruksi jembatan.
Berdasarkan data, jembatan ini sudah 2 kali diadakan perbaikan, pada tahun 2009 dan 2014. Namun pada akhir tahun 2016, kembali mengalami kerusakan, kata dia.
Sebelumnya Kepala Desa Berugo Desi Aryani mengatakan, kerusakan jembatan tersebut sudah terjadi setahun lalu dan keberadaannya sangat dibutuhkan warga karena menjadi akses pergi ke kebun, aktivitas warga sehari-hari dan jalan terdekat anak-anak menuju ke sekolah.
Memang ada alternatif lain, warga menyeberang sungai yaitu dengan menumpang ketek, namun harus mengeluarkan uang untuk ongkos, tambah dia.(ant)