Sabtu, 03 Februari 2018 16:51 WIB
Jenewa, Tigapilarnews.com - PBB mendukung upaya Bangladesh untuk melindungi kamp Rohingya dari banjir menjelang musim hujan.
2 Februari 2018 - Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitranya terus berupaya membantu upaya Bangladesh untuk mengurangi beberapa dampak yang diharapkan dari musim hujan yang akan datang di negara ini, di mana, menurut analisis risiko awal, setidaknya 100.000 pengungsi Rohingya dapat menjadi dalam bahaya besar dari tanah longsor dan banjir.
"Kondisi cuaca buruk, termasuk siklon potensial, bisa menempatkan puluhan ribu pengungsi Rohingya tinggal di pemukiman yang sangat padat di distrik Cox's Bazar dengan risiko serius," Andrej Mahecic, juru bicara Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers reguler di Jenewa, Swiss, pada hari Jumat.
Temuan analisis risiko awal di daerah pemukiman pengungsi terbesar di dunia di Kutapalong dan Balukhali menunjukkan bahwa setidaknya 100.000 dari lebih dari 569.000 pengungsi mungkin berada dalam bahaya besar akibat tanah longsor dan banjir.
Sampai sepertiga wilayah pemukiman bisa banjir. Akibatnya, lebih dari 85.000 pengungsi bisa kehilangan tempat penampungan mereka. 23.000 pengungsi lainnya yang tinggal di lereng curam di dalam lokasi dapat berisiko mengalami tanah longsor, kata Mr. Mahecic.
Pemerintah Bangladesh telah mengakui dan berkomitmen untuk menangani masalah ini, sementara mitra PBB dan mitra kemanusiaan telah membentuk kelompok kesiapsiagaan darurat untuk mengkoordinasikan usaha-usaha ini.
Beberapa proyek rekayasa juga sedang dilakukan untuk membangun jalan setapak dan tangga bambu yang diperkuat, mengangkat jembatan, dinding penahan bambu / bata / beton untuk stabilisasi tanah dan jaringan drainase.
Pekerjaan dijadwalkan akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan untuk meratakan beberapa puncak bukit yang curam untuk mengurangi risiko tanah longsor, dan juga untuk meningkatkan jumlah area yang dapat digunakan.
Sebuah relokasi beberapa keluarga yang tinggal di bagian yang paling genting dari kamp juga akan segera dimulai.
Sistem peringatan dini juga diberlakukan, dengan kampanye informasi publik juga sedang berjalan. UNHCR juga bekerja sama dengan pihak berwenang Bangladesh dan badan-badan operasional utama lainnya untuk memposisikan materi dan mesin pengangkat berat.
Krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh meningkatnya kekerasan yang telah mendorong Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine di Myanmar menyebabkan penderitaan dalam skala bencana.