Kamis, 01 Februari 2018 11:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melakukan uji coba menanam bawang merah dengan sistem mulsa plastik seluas 0,8 haktare di lahan pertanian di Desa Sei Rahayu II Kecamatan Teweh Tengah.
"Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan sistem mulsa (plastik) ini hasil produksinya lebih banyak dibading dengan cara menanam bawang merah yang biasa dilakukan petani," kata Kepala Dinas Pertanian Barito Utara (Barut), Setia Budi, di Muara Teweh, Kamis (01/02/2018).
Menurut Budi, tanaman bawang merah dengan sistem mulsa atau plastik di tengahnya berlubang yang ditanam ini untuk mengendalikan gulma atau rumput dan kelambaban.
Tanaman dengan cara menggunakan mulsa ini kelembabannya terjaga karena mengurangi penguapan tanah dan petani tidak perlu merumput lagi, karena pertumbuhan rumput terkendali.
"Kalau memang hasil panennya lebih banyak dibanding dengan cara tanaman biasa, sehingga sistem ini bisa menjadi alternatif bagi petani untuk menanam bawang merah," katanya.
"Tahun 2018 ini kami akan mengembangkan bawang merah seluas 20 hektare di sejumlah tempat sentra pertanian di beberapa kecamatan di daerah ini," katanya.
Budi mengatakan tahun 2017 lalu pihaknya mengembangkan tanaman bawang merang seluas 50 hektare, para petani di daerah ini mendapat bantuan bibit bawang merah sebanyak 30,15 ton dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kalteng meliputi kelompok tani Desa Batu Raya I Kecamatan Gunung Timang, poktan di Desa Datai Nirui, Beringin Raya, Rimba Sari, Pendreh, Kelurahan Lanjas dan Kelurahan Melayu di Kecamatan Teweh Tengah.
Kemudian poktan di Desa Trahean dan Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, petani Desa Mukut Kecamatan Lahei, poktan Desa Sikan dan Kelurahan Montallai II Kecamatan Montallat, poktan Desa Malawaken Kecamatan Teweh Baru dan poktan Desa Mampuak I, Mampuak II dan Jamut Kecamatan Teweh Timur.
"Petani selain mendapat bantuan bibit bawang merah, juga mendapat sarana produksi berupa pupuk dan lainnya. Bibit ini ditanam sebanyak 600 kilogram per hektarenya," kata dia.
Saat ini sebagian tanaman bawang merah sudah panen dengan hasil yang cukup menggembirakan dan sebagian masih belum. Sehingga hasil tanaman tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan harga jual antara Rp20.000 sampai Rp22 ribu per kilogram di pasaran setempat.
"Kami harapkan tanaman bawang merah tersebut nantinya bisa menjadi salah satu komoditi unggulan petani di daerah ini," ujar Setia Budi.(ant)