Minggu, 31 Desember 2017 15:09 WIB

Pengunjuk Rasa Palestina Meninggal di Jalur Gaza

Editor : Amri Syahputra

Gaza, Tigapilarnews.com - Warga Palestina di Jalur Gaza telah mengadakan pemakaman untuk Jamal Mosleh 21 tahun yang dibunuh oleh pasukan Israel dalam sebuah demonstrasi menentang keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Jamal Mosleh ditembak pada hari Jumat saat tentara Israel melepaskan tembakan ke sebuah demonstrasi di perbatasan Israel-Gaza. Dia meninggal karena luka-lukanya pada hari Sabtu pagi, membuatnya menjadi orang Palestina ke-16 yang terbunuh oleh pasukan Israel sejak Trump membuat pernyataannya Yerusalem ibukota Israel pada 6 Desember.

Dilaporkan dari Gaza, Malcolm Webb Al Jazeera mengatakan bahwa Mosleh, yang tertembak di perut, adalah satu dari 50 orang yang melakukan demonstrasi yang dilukai oleh amunisi. Pemakamannya didanai oleh partai politik Fatah.

"Normal bagi faksi-faksi politik dan kelompok bersenjata di Gaza yang para pemimpinnya meminta para pemuda tersebut untuk pergi ke perbatasan dan melakukan demonstrasi, untuk mendanai pemakaman mereka yang telah terbunuh," kata Webb.

Anggota pemakaman Fayag Mosalam mengatakan bahwa keputusan Trump "sangat buruk bagi rakyat Palestina", mencatat: "Orang-orang Amerika mendukung Israel di tanah kita sendiri."

Selama lebih dari tiga minggu, orang-orang Palestina telah memprotes hampir setiap hari untuk mengutuk deklarasi Trump, yang telah membahayakan kemungkinan solusi dua negara.

Selama dua dekade terakhir, pemimpin Palestina telah berusaha untuk membangun sebuah negara di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Namun deklarasi Trump, yang juga melibatkan pemindahan kedutaan AS dari ibukota komersial Israel Tel Aviv ke Yerusalem, mendapatkan masalah utama dalam rencana kepemimpinan Palestina untuk sebuah negara berdaulat.

"Setiap Jumat selama sebulan terakhir, para pemimpin Palestina telah meminta orang-orang untuk pergi ke perbatasan dan melakukan demonstrasi," kata Webb. Tentara Israel, lanjutnya, menanggapi dengan menembaki "gas air mata dan beberapa peluru hidup".

Pentingnya religius Yerusalem terhadap Islam, Kristen dan Yudaisme membuatnya lebih dari sekedar masalah lokal. Demonstrasi telah terjadi di kota-kota besar internasional, dengan puluhan ribu orang mendesak Trump untuk membatalkan keputusannya.

Sedikitnya 2.900 orang Palestina telah terluka sejak pengumuman Trump dibuat, menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina. Sekitar 500 orang juga telah ditangkap oleh pasukan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.


0 Komentar