Selasa, 19 Desember 2017 21:44 WIB
JAKARTA , Tigapilarnews.com - Kuasa hukum PT Tirta Investama Farid Nasution menyesalkan putusan majelis Komisi Pengawasan Persaingan Usaha yang hari ini memutuskan Tirta Investama bersalah dalam kasus persaingan usaha tak sehat.
"Kami kecewa sekali. Fakta-fakta persidangan yang kami ajukan tidak dijadikan pertimbangan dalam putusan,” tambah Farid. "Tidak ada kebijakan perusahaan yang membuktikan adanya kebijakan persaingan usaha tidak sehat."
Diungkapkan Farid, putusan hanya didasarkan atas perbuatan beberapa individu juga melanggar kebijakan inernal perusahaan seharusnya tidak dianggap sebagai kebijakan resmi perusahaan.
Dalam siaran pers yang diterima Redaksi Tigapilarnews.com, Selasa (19/12/2017) disebutkan, sebagaimana diakui oleh Majelis Komisi, penjualan Le Minerale tumbuh pesat selama 2016, tidak ada gangguan yang terstruktur dan masif untuk menghambat persaingan, tegas Farid.
Mengomentari putusan ini, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan bahwa perkara dugaan persaingan usaha tidak sehat oleh Tirta Investama ini sudah janggal sejak awal. Keterangan saksi ahli Faisal Basri maupun Ine S Ruky yang menganggap perkara ini seharusnya tidak perlu ditangani oleh KPPU karena skala perkaranya, sama sekali tidak dijadikan pertimbangan.
Ditambah lagi, adanya dugaan pemberitaan negatif yang menyudutkan Tirta Investama sejak sebelum dan selama persidangan menambah aroma adanya dugaan pihak pihak yang sejak awal menginginkan Tirta Investama diputus bersalah dalam perkara ini, tambah Agus.
“Publik akan melihat bagaimana independensi KPPU dari putusan yang hari ini diambil. Semoga KPPU tidak dijadikan alat untuk memenangkan persaingan dengan cara cara yang tidak wajar,” harap Agus.
Sebelumnya pada persidangan yang berlangsung di KPPU, tim kuasa hukum PT TIV juga telah mengajukan sejumlah saksi- saksi mulai para pelaku yang pertama kali bersentuhan dengan toko Chun Chun atau toko Vanny milik Agus Yatim Prasetyo yang akhirnya menjadi pemicu kasus ini hingga menghadirikan orang nomor satu di Tirta Investama dan juga saksi ahli lainnya. Namun ternyata saksi yang dihadirkan oleh tim kuasa hukum dalam persidangan itu tak dianggap oleh majelis komisi.
Farid Nasution mengatakan hingga kini tidak ada dampak apapun dari tuduhan praktik persaingan usaha tidak sehat oleh PT TIV. Industri tetap tumbuh, jumlah pemain AMDK lebih dari 700 produsen dengan ribuan mrek dan tidak ada toko atau outlet yang tutup hanya gara gara peristiwa persaingan usaha.
Tirta Investama telah menjalani bisnis AMDK selama puluhan tahun dengan pasang surut hingga menjadi pelopor industri AMDK yang dikenal masyarakat.
Perusahaan ini juga membukukan banyak prestasi dibidang kesehatan, lingkungan maupun sosial.
Senin tanggal 18 Desember kemarin, Tirta Investama menjadi perusahaan AMDK pertama yang menerima Anugerah PROPER EMAS yang diserahkan oleh Wapres Jusuf Kalla. Penghargaan lain yang diterima Tirta Investama di tahun ini meliputi penghargaan CSR bidang Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Pengharhagaan Solusi Inovatif dalam Program Konservasi dari KLHK, serta menjalin beragam kerjasama dengan pemangku kepentingan di seluruh Indonesia
Produk AQUA dari Tirta Investama menjadi pilihan air minum resmi Asian Games 2018. Catatan prestasi ini akan menjadi bukti bahwa Tirta Investama berhasil karena kerja keras dan dicintai konsumen.