Selasa, 05 Desember 2017 10:02 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) berharap pemusatan latihan nasional cabang-cabang olahraga akuatik untuk Asian Games, akan mulai bergulir awal Januari 2018.
"Mudah-mudahan di awal januari seluruh atlet pelatnas sudah terbentuk dan mereka akan langsung kami kirim untuk pemusatan latihan di luar negeri," kata Kepala Bidang Pembinan dan Prestasi PB PRSI, Wisnu Wardana, di Jakarta, Senin (04/12/2017).
Adapun lokasi-lokasi yang dipilih untuk pemusatan latihan di luar negeri oleh PRSI tersebut, lanjut Wisnu, merupakan negara-negara yang memiliki kultur kuat dalam cabang-cabang tertentu seperti renang kemungkinan akan berlatih di Amerika Serikat atau Australia, renang indah akan mengincar Jepang, polo air akan menuju Serbia dan loncat indah akan terpusat di China.
"Mudah-mudahan dalam sisa bulan Desember 2017 ini, bisa kami siapkan seluruhnya," kata Wisnu.
Tim nasional Indonesia untuk Asian Games 2018 sendiri, hingga saat ini belum terbentuk. PRSI yang akan menggelar laga uji coba Asian Games bertajuk CIMB Niaga Indonesia Open Aquatic Championship 2017 pada 5-15 Desember 2017 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, akan memantau penghuni Pelatnas lewat ajang tersebut.
"Ini adalah kolam terbaik yang Indonesia miliki. Jadi kami harap para atlet betul-betul serius mempersiapkan diri dan tampil secara maksimal agar kita juga bisa melihat, mengukur, bahkan mengevaluasi prestasi mereka untuk bisa mencapai hasil maksimal karena seleksi tim asian games ini jauh lebih berat persyaratannya dibanding seleksi SEA Games," ujarnya.
Dalam turnamen yang menggelar kejuaraan untuk pemain senior dan kelompok umur ini, selain memantau untuk tim Asian Games, PRSI juga memantau atlet-atlet muda untuk dijaring masuk Pelatnas baik untuk Asian Games maupun SEA Games dan turnamen lainnya.
Karena bagi federasi, pelatnas tidak boleh berhenti dengan tujuan tidak ada gap prestasi yang diharapkan pemain pelapis pemain seperti Siman Sudartawa dan Indra Gunawan sudah muncul di ajang SEA Games 2019.
"Karena harus diingat beberapa tahun ke depan, Indonesia menjalani ajang penting yakni Asian Games 2018, SEA Games 2019 Filipina dan Olimpiade 2020 sehingga kita harus memperbaiki prestasi lebih baik lagi," ujar Wisnu.
Kendati demikian, Wisnu menyatakan tidak seluruhnya pemenang dalam ajang test event ini bisa masuk pelatnas Asian Games 2018 karena federasi memiliki faktor penentu utama yakni catatan prestasi para atlet harus minimal masuk delapan besar peringkat Asia.
"Nanti setelah masuk pelatnas, tetap akan dievaluasi, jika sang pemain tidak sesuai dengan target pelatih atau Kemenpora, pasti akan ada degradasi dan itu berlaku bagi semua anggota pelatnas. Bagi yang tidak masuk pelatnas jika mereka mencapai atau melebihi atlet pelatnas kita bisa masukkan," ucap Wisnu
Selepas penentuan tim nasional, PRSI akan berkoordinasi dengan KONI dan Kemenpora untuk mempersiapkan anggaran, atlet dan juga melakukan verifikasi tim nasional untuk keempt cabang akuatik yakni renang, polo air, loncat indah dan renang indah yg akan bertanding di Asian Games.
Tak Masuk Prioritas
Akuatik diketahui tidak masuk dalam cabang prioritas Asian Games 2018, namun pihak federasi menyatakan tetap akan berdiskusi dengan pihak KONI dan Kemenpora untuk menanyakan ukuran dan parameternya seperti apa.
"Dalam SEA Games buktinya kita bisa dapat empat medali emas, kalau di Asian Games belum masuk cabang prioritas kami akan tanyakan ukurannya dan parameternya seperti apa, karena akuatik kan cabang terukur, tentunya kami banyak berkoordinasi dengan KONI dan Kemenpora," tutur Wisnu.
Dengan tidak dimasukannya cabang-cabang akuatik dalam cabang olahraga prioritas, ada kemungkinan PRSI akan mengeluarkan dana pribadinya untuk pelatnas jangka panjang tersebut. Karena menurut Wisnu, waktu delapan bulan dalam olahraga akuatik, semua hal bisa terjadi.
"Kami sudah bicara dengan deputi IV Kemenpora, tentunya dukungan itu akan pasti ada dari pemerintah dan juga kami harus melihat hasil dari Indonesian Open ini seperti apa dan dalam sisa waktu ini semua hal bisa terjadi, jadi tergantung kami diberikan dukungan suport yang baik seperti apa. Harusnya saya yakin sih pemerintah memperhatikan itu," kata Wisnu menambahkan.(ant)