Senin, 27 November 2017 23:31 WIB

INASGOC Tunggu Putusan Nomor Nembak

Editor : Yusuf Ibrahim
Plt Deputi I Bidang Olahraga Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), Harry Warganegara. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Indonesia masih menunggu keputusan Dewan Olimpiade Asia (OCA) terkait dua nomor perlombaan cabang menembak Asian Games 2018 menyusul permintaan dari sejumlah negara Asia.

"Kami tidak pernah meminta dua nomor `open trap` menembak. Saya rasa itu permintaan dari negara-negara Asia kepada OCA. OCA juga mengirim surat terkait perubahan nomor pertandingan pada 20 November," kata Plt Deputi I Bidang Olahraga Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), Harry Warganegara, dalam Forum Media Asian Games di Jakarta, Senin (27/11/2017).

Harry mengatakan sebanyak sembilan nomor pertandingan dari 462 nomor pertandingan dalam Asian Games mengalami perubahan sesuai permintaan Indonesia dan kesepakatan OCA.

Sembilan nomor yang dihapus adalah satu nomor dari cabang sambo, satu nomor dari cabang kurash, dua nomor BMX freestyle dari cabang balap sepeda, tiga nomor cabang tinju, satu nomor cabang karate, dan satu nomor cabang jujitsu.

Sementara, sembilan nomor yang dimasukkan yaitu empat nomor cabang panjat tebing, tiga nomor cabang panahan, dan dua nomor cabang taekwondo.

"Dalam surat OCA pada 20 November itu, mereka masih minta tambahan nomor cabang menembak yaitu `open trap`. Tapi, kami menolak," kata Harry.

Ia menjelaskan dua nomor "open trap" cabang menembak yang diminta OCA adalah nomor perlombaan dalam Olimpiade Rio 2016 dan bukan Olimpiade Tokyo 2020.

"Kami sudah membalas surat OCA itu karena kami tidak ingin ada penghapusan satu nomor pertandingan wushu dan satu nomor pertandingan sambo," katanya.

OCA, lanjut Harry, akan segera memastikan sembilan nomor pertandingan itu dalam Rapat Koordinasi Komite Asian Games pada Januari.

Arena sepatu roda

Selain nomor pertandingan, INASGOC juga akan memastikan arena perlombaan cabang sepatu roda dan skateboard yang berlokasi di kawasan olahraga Jakabaring, Palembang.

"Palembang memang paling siap karena sudah ada arena sepatu roda. Jakarta sudah tidak punya lahan lagi, kecuali ditempatkan di area reklamasi," kata Harry.(ant)


0 Komentar