Senin, 16 Oktober 2017 09:21 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tim dokter RSUD dr Soegiri Lamongan sudah maksimal memberikan pertolongan pada Choirul Huda.
Bahkan tim dokter sudah berusaha semaksimalkan mungkin untuk mengembalikan fungsi vital tubuh kiper sekaligus kapten Persela Lamongan itu, walau akhirnya Tuhan berkehendak lain.
Kepala Unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan, Dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi dari informasi yang diterima SINDONews, Senin (16/10/2017) menjelaskan, Choirul Huda mengalami trauma benturan. Ini yang menyebabkan pria 38 tahun itu mengalami henti nafas dan henti jantung.
"Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas. Kemudian dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulans juga ditangani secara medis untuk bantuan nafas maupun untuk penanganan henti jantung," jelas Yudistiro.
"Sesampainya di UGD segera ditangani. Kita lakukan pemasangan alat bantu nafas yang sifatnya permanen. Kita lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa nafas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru," sambungnya.
Ketika dilakukan tindakan tersebut Choirul Huda sempat memberikan respon dengan adanya tanda kulit memerah. Namun kondisinya semakin menurun.
Oleh tim dokter selanjutnya dilakukan pompa jantung dan otak selama satu jam. Sayang tindakan ini tidak membuahkan hasil karena tidak ada lagi respon.
"Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," jelas Yudistiro.
"Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. Itu analisa awal kami, karena tim kami gak sempat melakukan scaning, karena Mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal."
Peristiwa benturan terjadi di babak pertama saat Persela menjamu Semen Padang dalam lanjutan kompetisi Liga 1.
Tepatnya di menit ke-44, saat Choirul Huda mencoba mengamankan gawang dari serbuan pemain Semen Padang, di saat yang bersamaan Ramon Rodrigues mencoba untuk mengamankan bola. Tak terhidarkan, lutut Rodrigues membentur dada dan wajah Choirul Huda.
Choirul Huda sempat merintih kesakitan sesaat setelah bertabrakan. Namun, tak lama dia tak sadarkan diri. Tim medis sempat memberi perawatan di pinggir lapangan, namun tak lama berselang Choirul langsung dilarikan ke rumah sakit.(ist)