Senin, 04 September 2017 12:35 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- PSSI meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya Catur Juliantono, salah seorang suporter timnas Indonesia dalam laga uji coba melawan Fiji di Stadion Patriot Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (02/09/2017) lalu.
Upaya itu dilakukan agar kasus tersebut tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Untuk masalah ini, kami akan meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini," kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria seusai melayat dan menghadiri pemakaman Catur di tempat pemakaman umum di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (03/09/2017) siang dikutip laman PSSI.org.
Tisha mengatakan meninggalnya Catur Juliantono akibat terkena lemparan kembang api lontar beberapa saat setelah laga usai antara timnas Indonesia kontra Fiji menjadi pelajaran yang sangat mahal untuk sepak bola Indonesia.
Karena itu, Tisha mengajak suporter sepak bola di Indonesia untuk lebih dewasa dan tidak membuat onar lagi saat menyaksikan pertandingan di stadion.
“Saya mengajak suporter untuk lebih berperan aktif dalam menghentikan segala bentuk keonaran. Semua elemen yang terlibat dalam sepak bola harus bersatu melawan kelompok atau individu yang membawa keonaran di stadion dan berniat mencoreng sepakbola Indonesia,” kata Ratu Tisha.
Menurut Tisha, kasus meninggalnya Catur Juliantono tidak hanya membuat keluarga yang diinggalkan sedih. Lebih dari itu, kasus tersebut berdampak buruk terhadap citra sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Terlebih sekarang PSSI sedang melakukan banyak inovasi dan perbaikan untuk membangun wajah baru sepak bola Indonesia.
"Tapi segala upaya ini akan terasa sulit kalau PSSI hanya bekerja sendiri” ungkap Ratu Tisha.
Disebutkan, berapa pun santunan yang akan diberikan oleh PSSI tak akan mampu menutupi kepedihan atas anggota keluarga yang telah pergi. Dia kemudian mengajak masyarakat untuk melindungi citra sepakbola Indonesia yang menjunjung sportivitas.
"Berapa pun, apa pun santunan yang kita berikan tidak akan cukup untuk menutup kepedihan ini. Jadi saya rasa ini tidak bisa terbayar oleh apa pun. Kepada keluarga Catur, kami sudah menegaskan bahwa kami ikut bertanggung jawab. Mereka adalah bagian dari keluarga besar sepakbola Indonesia," ungkap Tisha.
Ditambahkan, masyarakat Indonesia harus berpartisipasi aktif dalam menjaga dan membangun sepak bola Indonesia.
“Kami tidak akan berdiam diri untuk ini. Seluruh area manajemen pertandingan akan kami benahi secara maksimal satu per satu, termasuk kolaborasi dengan kepolisian yang lebih dalam lagi," jelasnya.
Pada kesempatan ini, Tisha juga mengimbau kepada pengguna media sosial untuk tidak menyebarluaskan rekaman video saat insiden ledakan petasan terjadi di stadion.
“Mari sama-sama kita menjaga perasaan pihak keluarga. Mereka sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga," ujar Tisha.(exe/ist)