Senin, 14 Agustus 2017 16:25 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Pasca penangkapan seorang oknum guru berinisial TS (25), Sabtu (12/8/2017), SMA BPK Penabur Kelapa Gading akan melakukan tes psikologi.
"Kami sudah berunding. Kita akan lakukan tes psikologi berkala kepada tiap guru," ujar Deputi Direktur Pelaksana BPK Penabur Jakarta, Elika Dwi Murwani, Senin (14/8/2017).
Ia berharap, kasus tersebut tak menjadi stigma negatif masyarakat. Sebab, masih banyak prestasi lain yang dihasilkan sekolah tersebut.
"Kami harap masyarakat lebih bijak dalam menanggapi hal ini," ungkapnya.
Pasca kejadian hal ini, Elika menjelaskan, sekolah tidak menolerir perilaku oknum guru yang mengakibatkan pelajar menjadi korban. Dikatakannya, kini oknum tersebut telah berstatus non-aktif. "Kami menonaktifkan oknum guru tersebut," katanya.
Sementara itu, Cindy (45), warga di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, akui sangat prihatin atas kasus seorang guru mata pelajaran bahasa Inggris di yayasan sekolah di Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Kelapa Gading, Tri Sutrisno (25), dibekuk polisi, akibat mengirimkan foto-foto vulgar ke sejumlah siswinya, Kamis (10/8/2017).
Terkait kasus ini, Cindy yang putrinya sekolah di salah satu sekolah Penabur di Kelapa Gading, sebut turut ikut khawatir.
"Kasus tersebut, itu terjadi di sekolah Penabur Internasional. Putri saya juga sekolah Penabur, tetapi di Jalan Hybrida. Walaupun beda lokasi, saya sebagai orang tua ya ikut khawatir," jelas Cindy.
Cindy mengaku, pendidikan di sekolah Penabur ini tidak perlu dikhawatirkan untuk para orangtua. Tetapi, nama sekolah tersebut jadi jatuh akibat oknum guru itu sendiri.
"Anak saya bersyukur baik-baik saja. Sebab, saya akui sekolah Penabur itu bagus baik segi pendidikan dan organisasi. Saya sayangkan itu oknum gurunya. Karena ulahnya, guru tersebut lah yang membuat nama sekolah Penabur jadi bobrok," tegas Cindy.
Terjadinya kasus tersebut, Cindy yang sebagai orangtua murid di salah satu sekolah Penabur di Kelapa Gading, melakukan antisipasi untuk kebaikan pendidikan putrinya.
"Seharusnya, pihak orangtua murid di Penabur itu, juga harus lakukan pantauan rutin ke anak-anaknya. Contoh, kalau putri saya pulang dari sekolah itu selalu saya tanya. Karena, selain bisa memperhatikan anak kita, kita sebagai orangtua jadi tahu anak kita di sekolah bagaimana. Kita juga orangtua, selalu ingkatkan ke anak mana yang boleh dan tidak boleh," pungkasnya.