Minggu, 30 Juli 2017 22:00 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Lomba menulis kisah berhikmah Buruh Migran Indonesia (BMI) tingkat Internasional yang diselenggarakan ICLaw, mendapatkan respon yang sangat luar biasa dari para peserta yang mengirimkan karya tulisnya, Tidak hanya kalangan BMI yang kini bekerja di luar negeri tapi juga BMI yang telah kembali ke Tanah Air.
Beragam kisah berhikmah dalam karya tulis dengan isi yang sangat bernas mulai dari mengundang haru, menggetarkan jiwa, takjub, mencahaya, komedi dan kisah tentang buah manis kerja keras tercurah dalam tulisan yang kirimkan.
Tak hanya itu, tulisan yang dkirimkan juga berisi juga persaingan sengit, kecemburuan cinta dan sosial, kerinduan mendalam pada keluarga yang terbentengi jarak jauh serta tragedi hinaan yang merendahkan harga diri serta siksaan yang melukai tubuh.
Yeni Fatmawati Fahmi Idris selaku Pemrakarsa lomba menulis kisah Berhikmah BMI yang mempunyai perhatian besar di bidang literasi sastra dan seni rupa mengungkapan dari sisi psositifnya, substansi tulisan para BMI pemenang lomba bisa dijadikan guru kehidupan yang mengedukasi untuk menjadi manusia jujur, religius, dan pemicu etos kerja serta menumbuhkan toleransi dan kasih sayang.
"Juga tentunya memahami apa arti bekerja secara professional untuk keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan jiwa dan raga," kata Yeni dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/7/2017).
Istri dari tokoh nasional Fahmi Idris itu juga berharap tulisan para BMI ini dapat bermanfaat sebagai panduan otentik bagi siapa saja yang ingin bekerja di luar negeri dan tentunya melalui BMI Formal (bekerja di perusahaan/lembaga) maupun BMI Nonformal (bekerja di lingkup domestik/rumah-tangga).
"Misi yang mengusung gerakan edukasi berpikir kritis-kreatif dan terapi melalui pena untuk BMI inilah yang ingin kami wujudkan bagi calon-calom BMI yang ingin berkerja di luar negeri," ujar wanita berhijab yang berprofesi sebagai Lawyer yang juga menjabat sebagai Managing Partner ICLaw.
Ketua Pelaksana Lomba Naning Pranoto menambahkan lomba karya tulis dibuka mulai 1 April hingga 1 Juli 2017, peserta berasal dari BMI Formal maupun BMI Nonformal. Peserta lomba berkisah tentang pengalaman kerja mereka di wilayah Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Riyadh, Belanda, Dubai, Australia-Amerika dan New Zealand.
"Para peserta sangat antusias hal ini terbukti dari banyaknya jumlah naskah yang kami terima. Naskah yang masuk diseleksi oleh Dewan Juri menjadi 24 Karya Unggulan. Kemudian dari 24 Karya Unggulan tersebut dipilih tiga," kata Naning.
Naning menjelaskan untuk penilaian karya tulis mengacu pada isi dan Bobot Hikmah (Makna) tulisan, kemudian retorika dan bahasa, struktur kalimat serta format tulisan dan Panjang tulisan sesuai ketentuan lomba.
"Jadi sekitar 70% dari peserta lomba menulis kisahnya lebih dari 10 halaman (maksimal ketentuan). Bahkan ada yang panjangnya hingga 27 halaman. Meskipun demikian kisah panjang yang isi dan bobotnya berhikmah serta menginspirasi pembaca, oleh Dewan Juri dimasukkan dalam karya unggulan," katanya.
Untuk karya-karya tersebut akan disunting oleh editor dan dimuat menjadi bagian dari isi buku yang diterbitkan. Yang nantinya sebagai bahan informasi kepada peserta lomba dan masyarakat luas yang bertujuan untuk menumbuhkan minat menulis dan menyuburkan perkembangan gerakan literasi bagi BMI di mana pun berada.
Dalam rapat dewan Juri yang diketuai Naning Pranoto dengan anggota Adri Darmaji Woko, Didien Pradoto, Shinta Miranda, Yeni Fatmawati Fahmi Idris dan Yeni Mulati Achmad (Afifa Afra) memutuskan karya tulis yang menjadi pemenang adalah sebagai berikut:
Pemenang pertama dengan Judul 'Minoritas Pangkat Tiga' karya Erin Cipta asal Cilacap Jawa Tengah yang pernah bekerja sebagai perawat lansia di Taiwan tahun 2012 – 2015. Berhak mendapat hadiah uang tunai Rp5 juta plus piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.
Pemenang kedua dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang Bagi BMI di Negeri Ginseng' karya Hasan Sanusi yang kini bekerja dan kuliah di UT Korea Selatan. Atas karya ciptanya Sanusi meraih uang tunai Rp3,5 juga piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.
Pemenang ketiga berjudul 'Kisah Tentang Meramu Kepercayaan' karya Etik Purwani asal Blitar Jawa Timur. Pengalaman bekerja di Singapura dan Hong Kong membuatnya mendapatkan hadiah uang tunai Rp2,5 juga piagam penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.
Atas hasil ini, panitia membukukan 25 Karya Unggulan, selain tiga pemanang, karya tulis yang terpilih sebanyak 22 Karya Unggulan dengan satu karya tidak dilombakan, masing-masing mendapat Piagam Penghargaan ICLaw Golden Pen Award dan buku hasil lomba.