Selasa, 25 Juli 2017 23:24 WIB
JAKARTA, TigapilArnews.com- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali mengapungkan semangat dalam menggelorkan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Diharapkan, hal tersebut nantinya bisa berjalan dengan maksimal. Karena itu, terus memaksimalkan potensi promosi pelaksanaan ajang yang dihelat pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.
Tapi Menyongsong perhelatan olahraga akbar antarnegara Asia itu, kementerian yang dipimpin Imam Nahrawi tersebut merencanakan dan merealisasikan sejumlah program.
Misalnya saja, seperti yang akan dilakukan Asisten Deputi Industri dan Promosi Olahraga Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora.
"Kita akan mendorong Diklat seperi di Cisarua (pembuatan bola) dengan membuat merchandise. Nanti diharapkan bisa membuat souvenir seperti boneka-boneka, gelas dan lainnya di Bandung. Karena, kita bekerja sama dengan sentra-sentra pembuatan souvenir. Bisa saja nanti banyak pilihan yang kita buat. Arahnya memang seperti itu," ujar Asdep Industri dan Promosi Olahraga, Suryati, usia membuka pelatihan membuat bola sepak (sepak bola) dengan tema Pendidikan dan Pelatihan SDM Tenaga Teknis Produk Barang Industri Olahraga 2017 yang digelar Kemenpora di The Rizen Hotel, Cisarua, Jawa Barat, Selasa (25/07/2017) siang.
"Sebab sekarang, kita punya Badan Layanan Umum (BLU) dan itu akan kita manfaatkan dengan mekanisme kerja sama. Itu (BLU) baru keluar izinnya dari Menteri Keuangan, punya pendanaan keolahragaan. Jadi tidak menutup kemungkinan nanti kita memproduksi sendiri. Sebab, BLU memungkinkan atau bisa mengelola usahanya sendiri," imbuhnya didampingi Kabid Promosi dan Pemasaran Olahraga, Akhyar Matra dan Bahari E. Siregar, Marketing Manager PT. Pembina Hyose Industry, produsen bola dengan merk Pespex sekaligus sebagai instruktur pelatihan.
Sementara itu, Suryati juga mengungkapkan alasan memprioritaskan pelatihan membuat bola. "Karena sejalan dengan prorgam pemerintah, instruksi dari Pak Jokowi (Joko Widodo), supaya bisa membangunan percepatan sepak bola," ujar Suryati.
Diterangkannya lagi, ada empat progam percepatan yang harus dilakukan. Pertama, dijabarkannya, pembangunan sepak bola di usia dini. Kedua, penggunaan tata kelola dan manajemen sepak bola.
Lalu ketiga, yakni pembenahan klub sepak bola dan terakhir adalah pembangunan insfrastruktur. Jika empat hal tersebut sudah berjalan baik, dipaparkan Suryati lagi, kebutuhan untuk peralatan sepak bola, dalam hal ini bola, dipastikan sangat tinggi.
"Jadi jangan selalu brand luar negeri terus. Bulan depan, ini dilanjutkan lagi pelatihan produk panahan di Jawa Tengah, sepak takraw di Pekanbaru, lalu shuttlecock di Yogyakarta. Itu yang akan menjadi target kami selanjutnya," pungkasnya.(exe)