Minggu, 23 Juli 2017 16:06 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Harga cabai rawit yang melonjak tinggi hingga tembus mencapai Rp 90.000 per kilogram (kg) di Maluku, serta beberapa kawasan Indonesia Timur lainnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, konektivitas Indonesia yang masih belum bagus sehingga tidak ada pemerataan harga bahan pokok di semua wilayah.
"Negara kita itu besar, luas. Konektivitasnya belum bagus. Kita baru membangun infrastruktur dengan baik dalam tiga tahun terakhir ini. Oleh karena itu kalau kejadian di satu daerah di mana mereka tidak menanam, itu harganya naik. Ya jangan bermimpi," ujar Darmin, Jakarta, Minggu (23/7/2017).
Ia menambahkan, ketidakmerataan harga bahan pokok lantaran konektivitas yang belum baik, tak hanya terjadi di Indonesia. Menurutnya gejolak harga bahan pokok juga terjadi di Thailand dan beberapa negara, meskipun mereka tidak memiliki status sebagai negara kepulauan.
"Jadi jangan kemudian terpengaruh dengan ada gejolak setempat. Hal ini terjadi dimanapun, hanya saja orang tidak tahu karena mereka enggak ada datanya. Yang kita tahu terjadi di India, Thailand juga begitu, itupun masih bergejolak," pungkasnya.
Lonjakan harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Ambon, Maluku, memasuki minggu keempat Juli 2017 kembali melonjak. Para pedagang mematok harga cabai rawit melonjak dan bervariasi mulai Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram, atau naik dari sebelumnya Rp60 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai keriting panjang dipatok harga Rp 50 ribu per kilogram, dan eceran Rp 5 ribu. (ist)