Jumat, 21 Juli 2017 14:22 WIB
NEW YORK, Tigapilarnews.com - Kurs dolar AS diperdagangkan melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (20/7/2017), atau Jumat (21/7/2017), setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengulangi kembali perlunya kebijakan moneter fleksibel.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada Kamis (20/7) bahwa "tingkat akomodasi moneter yang sangat substansial" masih diperlukan untuk mendukung kawasan euro bergerak maju "konvergensi tingkat inflasi berkelanjutan ke tingkat bawah, tapi mendekati dua persen dalam jangka menengah." Bank sentral tersebut memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama untuk kawasan euro di rekor terendah.
Di sisi ekonomi, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diperkirakan pekan lalu, menyentuh level terendahnya dalam hampir lima bulan, menunjukkan bulan dengan pertumbuhan pekerjaan yang kuat lagi.
Dalam pekan yang berakhir 15 Juli, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan musiman mencapai 233.000, turun 15.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (20/7/2017). Angka terbaru itu lebih rendah dari konsensus pasar meningkat sebesar 246.000.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,52 persen menjadi 94,90 pada perdagangan akhir.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1625 dolar AS dari 1,1518 dolar AS, dan pound Inggris turun menjadi 1,2976 dolar AS dari 1,3025 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik tipis menjadi 0,7961 dolar AS dari 0,7957 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,87 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,79 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9515 franc Swiss dari 0,9553 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2568 dolar Kanada dari 1,2630 dolar Kanada.
sumber: antara