Senin, 17 Juli 2017 13:01 WIB
JAKARTA,Tigapilarnews.com - Holding Energi antara Pertamina (Pertagas) dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) merupakan satu gagasan yang diwacanakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno.
Menanggapi rencana tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Inas Nasrullah Zubir menilai, secara keseluruhan holding merupakan hal suatu hal yang positif.
Akan tetapi, kata Inas, ada yang harus dipahami soal rencana holding ini. Utamanya soal, penjelasan holding ini sendiri, salah ditanggapi oleh banyak kalangan.
"Seperti, holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 7 dengan PTPN 3 yang sebenarnya itu penggabungan, marger bukan holding. Itu salah ngaco yang dilakukan oleh di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu ngaco itu bukan holding," kata Inas, Senin (17/7/2017).
Inas menjelaskan, di negara seperti Jepang, yang namanya melakukan holding adalah berbagai bidang usaha yang saling berkaitan. Bukan seperti yang dilakukan oleh PTPN selama ini.
"Misalnya ini holding antara KAI (Kereta Api Indonesia) dan INKA (Industri Kereta Api) berkaitan itu bikin holding karena dia butuh listrik dia bikin holding. Sehingga kinerja perusahaan smooth, bukan kayak PTPN," imbuhnya.
"Kalau satu produk di gabung ngapain holding, marger aja. Kalau misalnya pertamina dan PGN supaya ga rebutan, udah PGN jadi anak perusahaan pertamina, gas dia yang ngatur pertagas ga ada, pipa gas serahin sama (pertagas) itu namanya holding," tandas Inas.