Rabu, 05 Juli 2017 18:31 WIB

Pimpinan Komisi II Dukung Pemindahan Ibukota

Editor : Hendrik Simorangkir
Ketua Komisi II DPR RI, Zainuddin Amali. (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ketua Komisi II DPR RI, Zainuddin Amali menyatakan mendukung penuh rencana pemindahaan ibukota karena melihat kondisi DKI Jakarta saat ini yang sudah semakin padat.

"Saya sejak April lalu telah mengatakan ketika Presiden menyampaikan akan menugaskan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk mempelajari pemindahan ibukota, kami langsung mendukung," ujar Amali, Rabu (5/7/2017).

Amali mengatakan, pemindahaan ibukota itu merupakan kebutuhan karena kalau tidak segera dilakukan maka kondiri Jakarta 5-10 tahun akan datang tidak bisa dibayangkan.

Namun, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Bappenas untuk mengkaji lokasi-lokasi yang layak untuk dijadikan pusat ibukota negara dan Jakarta disarankan khusus menjadi pusat ekonomi, perdagangan, dan bisnis.

"Pemerataan pembangunan, itu bisa didorong ke luar Pulau Jawa dan urbanisasi. Karena kalau tetap ada di Jakarta orang mau tidak mau tetap akan berbondong-bondong ke sini sehingga di luar Pulau Jawa sangat timpang," ungkapnya.

Politisi Partai Golkar ini menyarankan beberapa kriteria tempat yang bisa dijadikan ibukota yaitu tidak terjadi kemacetan karena untuk memperlancar mobilisasi dan menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Amali menuturkan, untuk kawasan di Pulau Kalimantan, cukup representatif karena rata-rata lahannya masih sangat luas.

"Lingkungan dan akses ke mana-mana mudah, Palangkaraya tidak pernah gempa dan masih sangat luas wilayahnya," kata Amali.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengaku telah membahas rencana detail pemindahan ibukota termasuk soal skema pendanaan direncanakan rampung tahun ini.

Sehingga pada 2018 atau 2019 sudah mulai ada kegiatan terkait dengan pemindahan pusat administrasi pemerintahan.

Sejumlah aspek yang dikaji dalam pemindahan ibukota misalnya penentuan lokasi, estimasi pendanaan, dan tata kota.

Pemindahan ibukota disebabkan karena pembangunan di Pulau Jawa lebih tinggi daripada di pulau lainnya di Indonesia. 

 

Sumber: antara


0 Komentar