Sabtu, 01 Juli 2017 08:49 WIB
JAKARTA, Tgapilarnews.com- Pesawat jet tempur Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang sebuah posisi militer Suriah, setelah sebuah proyektil ditembakkan dari wilayah Suriah mendarat di wilayah Israel di Dataran Tinggi Golan.
Belum jelas pihak mana yang menembakkan proyektil. Tapi, itu hasil dari pertempuran internal Suriah antara pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dengan pasukan pemberontak atau oposisi Suriah.
Tidak ada korban jiwa dari tembakan proyektil yang memicu serangan balasan Israel, pada hari Jumat waktu setempat.
Pihak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh pasukan rezim Suriah sebagai pelakunya. Belum ada laporan perihal imbas dari serangan balasan Israel kali ini.
”Sebagai tanggapan terhadap proyektil yang diluncurkan ke Israel dari Suriah, pesawat IAF menargetkan posisi militer Suriah yang melepaskan mortir,” kata juru bicara IDF di Twitter melalui akun @IDFSpokesperson, yang dikutip Sabtu (01/07/2017).
“Beberapa saat yang lalu, sebuah proyektil yang menjijikkan dari pertempuran internal di Suriah menimpa daerah terbuka di Dataran Tinggi Golan Utara. Tidak ada korban yang dilaporkan,” lanjut IDF.
Serangan jet tempur Israel ini hanya berselang dua hari setelah IDF menyerang posisi tentara Suriah setelah wilayah Israel di Dataran Tinggi Golan utara terkena tembakan dari wilayah Suriah.
Dataran Tinggi Golan sebelumnya adalah wilayah Suriah, namun dicaplok Israel dalam Perang Enam Hari 1967. Suriah tidak pernah mengakui pencaplokan wilayahnya oleh Israel.
Pada hari Sabtu pekan lalu, pesawat tempur Israel menembaki dua tank tempur Suriah sebagai tanggapan atas lebih dari 10 tembakan proyektil yang telah mendarat di Dataran Tinggi Golan.Menurut pemerintah Suriah, serangan IDF menghantam perumahan yang menyebabkan jatuhnya korban sipil.
Direktur Gnosos, kelompok think tank yang berbasis di Inggris, Ammar Waqqaf, mengatakan kepada Russia Today, bahwa bahwa respons IDF tidak dapat dibenarkan.
"(IDF) menggambarkan serangan yang datang dari Dataran Tinggi Golan sebagai pihak yang salah. Ini tidak salah. Dalam kasus sebelumnya, bisa jadi komandan pemberontak yang setia kepada Israel (sebagai pelakunya),” kata Waqqaf.
Komandan pemberontak atau oposisi Suriah di Dataran Tinggi Golan selama ini menikmati dukungan Israel dalam perang melawan pasukan rezim Suriah.(exe/ist)