Jumat, 30 Juni 2017 17:16 WIB
MOSKOW, Tigapilarnews.com - Pusat penelitian militer Rusia meluncurkan prototipe seragam tempur generasi mendatang untuk tentara Moskow. Seragam yang mirip dengan busana tokoh di film Star Wars itu akan dipakai tentara Rusia di medan perang masa depan.
Prototipe ini dilengkapi helm yang menutupi wajah tentara dan pelindung tubuh mutakhir. Peralatan tempur itu juga juga dilengkapi exoskeleton untuk membantu meningkatkan kinerja dan stamina tentara saat bertempur.
Prototipe tersebut diresmikan Kamis (29/6/2017), dalam pembukaan pusat prototipe berteknologi tinggi terbesar Rusia di Universitas Sains dan Teknologi Nasional (MISIS) di Moskow.
Seragam tempur canggih ini dikembangkan di Central Research Institute for Precision Machine Building, perancang senjata raksasa yang juga salah satu pemasok utama peralatan militer Rusia.
"Kami sedang mengerjakan sebuah konsep untuk setelan tempur masa depan. Di layar adalah visi kami tentang tuntutan yang ingin kami kembangkan dalam beberapa tahun ke depan," ujar Wakil Kepala Sistem Senjata di institut tersebut, Oleg Chikarev.
"Kami juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan (Rusia) yang mengkhususkan diri dalam berbagai elemen peralatan tempur dan kami menciptakan fitur, yang menurut kami, akan membantu tentara kami menjalankan misi mereka di medan perang," imbuhnya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (30/6/2017).
Militer Rusia secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan peperangan di masa depan karena negara-negara kekuatan dunia telah berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan sistem tempur generasi mendatang, termasuk exoskeleton dan platform robot.
Tahun lalu, militer Rusia mengatakan bahwa robot dan cyborg secara bertahap akan menggantikan tentara manusia di darat, udara, laut, dan di luar angkasa.
"Saya melihat sebuah robotisasi yang lebih besar, sebenarnya, peperangan masa depan akan melibatkan operator dan mesin, bukan tentara yang saling menembaki di medan perang," kata Kepala Advanced Research Foundation (ARF) Rusia, Letnan Jenderal Andrey Grigoriev, kepada RIA Novosti dalam sebuah wawancara. (ist)