Rabu, 14 Juni 2017 08:51 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Otoritas penerbangan sipil Arab Saudi telah menolak membuka wilayah udaranya untuk penerbangan ke dan dari Qatar.
Penolakan ini muncul sehari setelah CEO Qatar Airways, Akbar al-Baker, meminta PBB bertindak menentang boikot yang diberlakukan terhadap Doha setelah krisis diplomatik di Teluk.
Otoritas tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan untuk memberlakukan blokade udara terhadap Qatar sebagai tindakan pencegahan dan menjadi hak kedaulatan kerajaan untuk melindungi warganya dari ancaman apapun.
Otoritas penerbangan di Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, yang bersama dengan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik, perdagangan dan transportasi dengan Qatar pekan lalu, juga mengeluarkan pernyataan serupa.
Al-Baker pada hari Senin mengimbau kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, sebuah badan di PBB yang mengatur perjalanan udara internasional, untuk melakukan tindakan terhadap lalu lintas udara Qatar yang ilegal.
”Wilayah udara yang mereka blokir, bukan milik mereka,” kata al-Baker, kepada Al Jazeera yang dikutip Rabu (14/06/2017).
Anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) seperti Arab Saudi, UEA dan Bahrain, bersama dengan Mesir, telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni 2016. Alasannya, Qatar mendukung terorisme dan terlalu dekat dengan Iran.
UAE dan Qatar telah lama menjadi pendukung utama perjanjian transportasi udara terbuka yang menghapus pembatasan terbang antar-negara. Kebijakan ini membantu maskapai terbesar di kawasan ini—Emirates, Etihad dan Qatar Airways—untuk mengembangkan bandara asal mereka sebagai jalur yang menghubungkan pelancong jarak jauh.
Bos Qatar Airways itu memperingatkan bahwa pemblokiran wilayah udara juga akan melukai pesaing dengan mengurangi kepercayaan pada konektivitas udara di kawasan.(exe/ist)