Jumat, 09 Juni 2017 09:34 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mengawasi langsung peluncuran uji rudal jelajah anti-kapal jenis baru yang dapat menargetkan target seperti kapal perang musuh secara akurat.
Demikian lapoan kantor berita resmi Korut, KCNA pada hari Jumat (09/06/2017). "Serangan roket anti kapal yang baru sangat kuat yang berarti mampu menyerang kelompok kapal perang musuh yang mencoba menyerang militer DPRK dari darat sesuka hati," tulis KCNA.
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea, seperti disitat dari Reuters. Pyongyang meluncurkan rudal darat ke laut Kamis kemarin di lepas pantai timurnya. Rudal tersebut terbang sekitar 200 km, kata militer Korea Selatan (Korsel).
Peluncuran rudal tersebut dilakukan kurang dari seminggu setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menjatuhkan sanksi baru kepada Korut. Tindakan ini juga menuai kecaman dari Presiden Korsel, Moon Jae-in, yang berharap melibatkan Pyongyang dalam dialog.
Media resmi Korut secara rutin melaporkan peluncuran misil tersebut keesokan harinya.
"Roket yang diluncurkan terdeteksi secara akurat dan mencapai target yang mengambang di Laut Timur Korea setelah melakukan penerbangan melingkar," kata KCNA, mengacu pada laut yang membagi Semenanjung Korea dan Jepang.
KCNA mengatakan roket tersebut diuji dari peluncur bergerak. Ini adalah senjata baru yang dipamerkan Korut untuk pertama kalinya dalam sebuah pawai militer awal tahun ini. Para ahli mengatakan rudal anti-kapal baru tersebut memiliki empat tabung peluncur.
Korut meluncurkan sejumlah senjata baru dalam sebuah pawai militer besar-besaran pada tanggal 15 April lalu untuk menandai ulang tahun kelahiran pemimpin pendiri negara tersebut. Sejak saat itu negara komunis tertutup ini telah menguji beberapa dari mereka.
Di bawah pemimpin generasi ketiga Kim Jong-un, Korut telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi. Hal itu sebagai upaya untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
Negara terisolasi ini yang telah melakukan puluhan uji coba rudal dan menguji dua bom nuklir sejak awal tahun 2016 yang menentang resolusi DK PBB. Terkait hal itu Korut mengatakan bahwa program ini diperlukan untuk melawan agresi AS.(exe/ist)