Minggu, 04 Juni 2017 16:11 WIB
DENPASAR, Tigapilarnewes.com - Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali meminta masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu selama Lebaran dengan menerapkan cara sederhana mengenali keaslian uang rupiah, yakitu dilihat, diraba, dan diterawang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu (4/6/2017), mengimbau masyarakat untuk mendatangi bank sentral itu atau ke perbankan terdekat apabila menemukan uang yang diragukan keasliannya.
Selain metode dilihat, diraba, dan diterawang (3D), bisa juga dengan sinar ultraviolet dan kaca pembesar sehingga bukti fisik uang yang diragukan keasliannya harus dilihat secara langsung dan tidak dapat dilakukan melalui gambar difoto.
Menurut Causa, pihaknya lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi menyasar sejumlah kalangan untuk mengetahui ciri-ciri keaslian uang rupiah sehingga dapat melakukan antisipasi dini.
Pihaknya melakukan koordinasi dengan aparat hukum, terutama Polda Bali dan polres terkait penegakan hukum bagi pelaku pemalsuan uang.
Meski uang emisi keluaran terbaru tahun 2016 telah dilengkapi unsur pengamanan tingkat tinggi, namun Causa mengingatkan bahwa sindikat pemalsuan uang akan selalu mencari celah.
Untuk itu perlu kewaspadaan yang lebih tinggi agar tidak menjadi korban uang palsu.
Terkait penemuan uang palsu di luar emisi terbaru tahun 2016, bank sentral itu telah menemukan 1.055 lembar hingga triwulan pertama 2017 yang sebagian besar didominasi pecahan Rp100.000 dan Rp 50.000.
Pria yang akrab disapa CIK itu tidak memungkiri bila dibandingkan temuan tahun-tahun sebelumnya, temuan uang palsu ada peningkatan karena masyarakat sudah makin mengenali uang rupiah yang asli.
"Itu seiring edukasi dan sosialisasi BI terkait pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah yang gencar dilakukan kepada masyarakat," ucapnya.
BI mencatat temuan uang palsu pada tahun 2016 meningkat 18 persen yaitu dari 4.744 lembar pada 2015 menjadi 5.594 lembar pada 2016.
sumber: antara