Jumat, 02 Juni 2017 21:33 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas khususnya di jalur Pantura saat arus mudik dan balik Lebaran 2017 nanti.
Salah satu cara yang diambil, ketika arus Pantura dari barat ke timur padat akan diambil pola 4 - 0. Artinya 4 lajur digunakan total untuk arah barat ke timur alias prioritas. Sementara arah sebaliknya yakni timur ke barat akan ditahan dulu, dan dilewatkan jalur alternatif.
"Ini jika sudah masuk situasi merah II. Akan diambil langkah-langkah tersebut," kata Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Bakharuddin di lobi Mapolda Jawa Tengah, Kota Semarang, Jumat (02/06/2017).
Situasi Merah II yang dimaksud ketika exit tol Gringsing (Batang) padat 5 km, Kandeman (Batang) padat 5 km, Gandulan (Pemalang) padat 5 km dan Brexit Pejagan (Brebes) padat 3 km.
Jika ini terjadi, yakni seluruh exit tol dan jalur Pantura padat maka dilaksanakan koordinasi dengan Polda Jawa Barat. Tujuannya, agar dilakukan pembuangan arus lalu lintas ke Pantura di Kanci Cirebon (Jawa Barat) dan arus tol dari barat dikeluarkan di Pejagan untuk diarahkan menuju jalur selatan melalui Klonengan sampai dengan Banyumas.
Untuk arus ke selatan ini dari Pejagan, Bakharuddin menyebut sudah bisa lancar menyusul adanya 4 flyover yang bisa digunakan.
Sehingga hambatan di perlintasan sebidang bisa teratasi. Masing-masing Flyover Dermoleng target fungsional 10 Juni 2017, Flyover Klonengan target fungsional 16 Juni 2017, Flyover Kesambi target fungsional 15 Juni 2017 dan Flyover Kretek target fungsional 16 Juni 2017.
"Nanti jembatan bisa digunakan, yang arah ke selatan," lanjutnya.
Situasi Merah II itu diketahui adalah situasi di mana kondisi lalin paling padat. Untuk situasi normal, apabila jalur tol dan Pantura tidak padat, seluruh arus kendaraan penumpang dari Tol Cipali yang menuju ke Semarang akan diteruskan menuju tol fungsional Gringsing. Untuk kendaraan bus dilewatkan Exit Brebes Timur menuju Pantura.
Sementara untuk situasi Hijau. Yakni, Exit Gringsing padat 3 km termasuk Pantura, maka kendaraan dikeluarkan di Exit Tol Kandeman serta melalui exit-exit tol fungsional yang disiapkan menuju Pantura.
Situasi lainnya adalah Kuning. Ini ketika Exit Gringsing padat 5 km dan Kandeman padat 3 km termasuk Pantura, maka kendaraan keluar di Exit Tol Gandulan serta exit-exit tol fungsional lainnya yang sudah disiapkan menuju Pantura.
Situasi Merah I yakni Exit Gringsing padat 5 km, Kandeman Padat 5km, Gandulan padat 3km. Maka polisi mengambil langkah kendaraan dikeluarkan di Exit Tol Brebes Timur menuju Pantura dan Exit Tol Pejagan menuju Selatan arah Purwokerto.
"Nanti di Cipali ada layar besar (CCTV) sehingga tahu kepadatan arus lalu lintas di Jateng. Kami juga ada CCTV untuk pantau, termasuk di pos-pos," tambah Bakharuddin.
Dia memastikan tol yang digunakan fungsional dari Brebes hingga ke Gringsing. Itu akan beroperasi 24 jam. Akan ada 6 rest area temporal yang disiapkan.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova, mengatakan pihak Polda Jawa Tengah telah melakukan analisa dan evaluasi dari Operasi Ramadniya Candi (ORC) 2016.
"Pokok persoalan di tingginya volume arus musik yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia. Juga sistem pengendalian arus musik yang harus terintegrated," kata Djarod saat ditemui di ruang kerjanya.
Selama ORC 2016 terjadi 684 kecelakaan lalu lintas, menyebabkan 41 korban tewas, 69 luka berat dan 1.003 luka ringan. Sementara pada Operasi Ketupat Candi 2015 terjadi 824 lama lantas, menyebabkan 53 korban tewas, 56 luka berat dan 1.234 luka ringan. Itu terhitung H-7 dan H + 7 Lebaran.
Untuk kendaraan yang masuk di Jateng pada ORC 2016 tercatat total 3.416.090 kendaraan. Terinci; 1.225.663 kendaraan penumpang, 120.797 kendaraan barang, 272.836 bus dan 1.796.694 sepeda motor. Pada OKC 2015, tercatat ada 3.067.020 kendaraan masuk Jateng, terinci; 1.286.730 kendaraan penumpang, 137.978 kendaraan barang, 197.409 bus dan 1.445.903 sepeda motor.
"Untuk arus musik dan balik nanti, kami mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jarak jauh, karena memang bukan peruntukannya," tambah Djarod.(exe/ist)