Kamis, 01 Juni 2017 16:39 WIB
BANTUL, Tigapilarnewa.com - Harga elpiji ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari memasuki bulan Ramadhan 1438 Hijriah tembus mencapai Rp 21.000 per tabung.
"Selama puasa ini harga elpiji dari pangkalan sudah mahal, rata-rata saya ambil Rp 20 ribu per tabung, sehingga saya harus menjual paling tidak Rp 21 ribu per tabung," kata pengecer elpiji tiga kilogram kawasan Pasar Imogiri Bantul Ahmad Husein di Bantul, Kamis (1/6/2017).
Menurut dia, jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya atau sebelum puasa harga kulakan di pangkalan pada kisaran Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per tabung, yang dijual dengan mengambil untung atau selisih Rp 1.000 per tabung.
Dirinya tidak mengetahui penyebab naiknya harga elpiji dari pangkalan, akan tetapi menurut keterangan yang ia terima dari pangkalan, kalau elpiji tiga kilogram saat ini susah didapat, kalaupun ada barangnya harga lebih mahal.
"Saya beli di pangkalan wilayah Singosaren Banguntapan, mereka bilang kalau tidak mau dengan harga Rp20 ribu, tidak ada barang, makanya mau tidak mau harus beli barang itu, karena ini dibutuhkan masyarakat," katanya.
Apalagi menurut dia, harga elpiji yang ditawarkan pangkalan tersebut sudah dengan jasa pengantaran ke warung ecerannya, sehingga tidak dipermasalahkan baginya supaya usaha jualan elpiji tetap berjalan meskipun dengan kondisi seperti itu.
"Memang harganya mahal tapi langsung dikirim, jadi saya suka, daripada tidak ada dagangan. Rata-rata di daerah sini elpiji juga dijual Rp 21.000 per tabung, jadi tetap laku terjual," katanya.
Sementara itu, pengecer elpiji di Imogiri lainnya, Supriyanti mengatakan harga elpiji yang ditawarkan dari pengecer mengalami kenaikan dibanding sebelum puasa, dari sebelumnya Rp 17.000 menjadi Rp 18.500 per tabung.
Namun demikian, baginya harga elpiji yang tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 15.500 per tabung tersebut tidak menjadi soal, mengingat elpiji merupakan kebutuhan strategis yang menjadi kebutuhan masyarakat.
"Saya tidak pernah dapat elpiji sesuai HET, bahkan akhir-akhir ini harganya Rp 18.500 per tabung, saya jualnya Rp 21.000 per tabung, ini sudah mending dari pada di desa yang mencapai Rp 23.000 per tabung," katanya.
sumber: antara