Kamis, 01 Juni 2017 11:31 WIB

Proyek Duri-Dumai Ujian Pembentukan Holding Migas

Editor : Rajaman
Pertagas (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - PT Pertamina Gas atau Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero), menilai pembangunan ruas pipa Duri-Dumai  dilakukan Pertagas bersama PT PGN (Persero) merupakan proyek strategis sebagai salah satu penentu keberhasilan pembentukan induk usaha (holding) migas.

Hal ini disampaikan Direktur Pertagas Toto Nugroho terkait rencana pembentukan holding migas yang akan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara atau PGN ke dalam Pertamina.

"Ini tes atau ujian dari pemerintah, bisa tidak ini dikerjakan bersama," kata Toto, Kamis (1/6/2017). 

Toto menjelaskan proyek pipa ruas Duri-Dumai di Provinsi Riau, dibangun bersama Pertagas dan PGN. Konsumen gas dari pipa Duri-Dumai ini juga berasal dari Pertagas dan PGN.

Ia mengakui kerja sama operasi untuk ruas Duri-Dumai tersebut pada awal pembahasan memang cukup alot, khususnya yang terkait dengan soal penentuan jumlah saham dan penyertaan modal. Namun masalah tersebut kini sudah disepakati dimana Pertamina memegang saham mayoritas di proyek tersebut.

Pengerjaan ruas pipa Duri-Dumai ditargetkan dapat selesai dalam 18 bulan. Alokasi gas nantinya akan dipasok dari Blok Bentu yang dikelola oleh PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) sebesar 57 BBTUD (billion british thermal unit per day) dan Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhilips sebesar 40 BBTUD.

Menurut Toto, kesiapan Pertagas untuk merealisasikan holding BUMN migas ditunjukkan pula dengan keberadaan tim yang melibatkan Pertamina dan PGN. Tim ini telah memetakan apa saja yang bisa disinergikan kedua perusahaan dan efisiensi yang bisa dihasilkan.

"Posisi Pertagas pada dasarnya sudah siap mengenai rencana pembentukan holding BUMN migas baik untuk personil maupun organisasi. Kementerian BUMN bahkan menargetkan semester I 2017 selesai," katanya.

Dia mengatakan Pertamina yang menguasai 70 persen cadangan gas nasional dan salah satu importir terbesar gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Asia Tenggara akan bertambah kuat jika dipadu dengan kekuatan PGN pada distribusi gas.

"Di dunia jarang ada negara yang menerapkan bisnis gas dipisah-pisah. PTT Thailand dan Petronas Malaysia, misalnya semuanya dijadikan satu," katanya.

sumber: antara


0 Komentar