Jumat, 19 Mei 2017 08:29 WIB

Saudi Tak Paksakan Istri Trump Berjilbab

Editor : Yusuf Ibrahim
Donald Trump dan istri, Melania Trump. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemerintah Arab Saudi tidak menuntut Melania Trump, istri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk mengenakan jilbab selama berkunjung ke Riyadh.

Namun, Saudi akan menyambut baik jika Ibu Negara AS itu bersedia mengenakan busana perempuan Muslim.

Presiden Trump dan rombongannya dijadwalkan berkunjung ke Saudi mulai Jumat (19/05/2017). Saudi dipilih Trump sebagai negara pertama yang jadi tujuan lawatan perdananya sejak menjabat sebagai presiden. 

Selain Saudi, Israel dan Vatikan juga jadi tujuan lawatan Trump. Saudi sendiri telah menyiapkan sambutan mewah untuk kunjungan Trump.

Wanita di Arab Saudi, termasuk pengunjung mancanegara, biasanya diminta mengenakan gaun panjang atau abaya dan jilbab selama berada di negara tersebut. Namun, pejabat Saudi mengatakan bahwa Riyadh tidak menuntut “kode pakaian” khusus untuk Ibu Negara AS.

“Riyadh biasanya tidak menuntut kode pakaian tertentu, melainkan memberi saran,” kata seorang pejabat pemerintah Saudi.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir siap menyambut baik jika istri Presiden Trump bersedia mengenakan busana konservatif Saudi. ”Kami menyambut baik gaya busana,” kata Al-Jubeir kepada wartawan hari Kamis, seperti dilansir RIA Novosti.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS HR McMaster mengatakan, pada Sabtu malam, Presiden dan Ibu Negara AS akan bergabung dengan anggota keluarga Kerajaan Saudi untuk makan malam.

McMaster menyebut kunjungan perdana Presiden Trump merupakan lawatan bersejarah.

Trump dijadwalkan akan menghadiri perjamuan kerajaan dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, Putra Mahkota dan Wakil Putra Mahkota Saudi. Kunjungan Trump akan berlangsung dua hari.

”Dia akan bertemu dan makan siang bersama pemimpin lebih dari 50 negara Muslim, di mana dia akan memberikan pidato soal kebutuhan untuk menghadapi ideologi radikal dan harapannya untuk mewujudkan visi damai Islam,” ujarnya.(exe/ist)


0 Komentar