Kamis, 11 Mei 2017 20:00 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 205 insiden kebakaran periode Januari hingga April tahun 2017 di lima wilayah dan satu kabupaten DKI Jakarta. Insiden tersebut telah merugikan sebanyak 958 Kepala Keluarga (KK) dan 3837 jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Husein Murad mengaku, insiden kebakaran paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Barat, dengan total insiden sebanyak 53 kebakaran serta merugikan sebanyak 423 Kepala Keluarga.
"Kebanyakan kejadian kebakaran itu diakibatkan dari korsleting listrik, lalu tabung gas, pembakaran sampah, baru yang lain-lain. Di Jakarta Barat sendiri kebakaran akibat korsleting listrik ada 43 kejadian," ujar Husein, Kamis (11/5/2017).
Husein menambahkan, insiden kebakaran di wilayah Jakarta Barat menghanguskan sekitar 263 tempat tinggal, 54 bangunan semi permanen, 3 bangunan gedung, 12 kios atau ruko, 4 kendaraan dan lain-lain sebanyak 17 insiden.
"Total kerugian di Jakarta Barat sekitar Rp 14,4 Miliar ada 8 tempat pengungsian di Jakarta Barat. Korban yang meninggal ada 3 orang, luka ringan nya ada sekitar 24 orang, dan yang mengungsi sebanyak 1.257 orang," jelasnya.
Oleh sebab itu, dirinya mengimbau masyarakat DKI Jakarta untuk lebih berhati-hati. Sebab, insiden kebakaran bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
"Saya menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati. Karena kebakaran kan bisa terjadi kapan saja dan lebih bijak saja untuk menggunakan listrik," tutupnya.
Diketahui, insiden kebakaran di Jakarta Pusat periode Januari hingga April 2017 terjadi sebanyak 32 kejadian dan merugikan sebanyak 134 KK dan 556 jiwa. Kebakaran tersebut diakibatkan 30 korsleting listrik dan 2 insiden tabung gas. Insiden tersebut juga menghanguskan 103 tempat tinggal, 4 bangunan semi permanen, 4 gedung, dan 1706 kios atau ruko, serta lain-lain sebanyak 3 insiden. Terdapat 13 orang mengalami luka ringan dalam kebaran tersebut, dan meraup kerugian sekitar Rp 14 Miliar.
Untuk wilayah Jakarta Utara, mengalami insiden kebakaran sebanyak 36 kebakaran. Merugikan sekitar 236 KK dan 1130 jiwa. Kebakaran tersebut terjadi akibat korsleting listrik sebanyak 34 insiden, tabung gas yang meledak sebanyak 1 insiden, lain-lain sebanyak 1 insiden. Selain itu, sebanyak 130 tempat tinggal terkena kebakaran, 1 gedung, 5 gudang, 28 kios atau ruko. Terdapat 1 korban meninggal akibat insiden kebakaran tersebut, 1 korban mengalami luka berat, 1 korban luka ringan. Sebanyak 677 jiwa memilih untuk mengungsi di 3 titik pengungsian yang disediakan. Insiden tersebut merugikan materiil sekitar Rp 16,5 Miliar.
Terdapat 47 insiden kebakaran di wilayah Jakarta Selatan dengan merugikan sebanyak 52 KK dan 110 jiwa. Insiden tersebut terjadi akibat korsleting listrik sekitar 47 insiden, 2 tabung gas, 1 pembakaran sampah, 3 lain-lain. Selain itu, kobaran api menyebabkan 38 tempat tinggal terkena si jago merah, 4 bangunan semi permanen, 1 gedung, 7 kios atau ruko, 5 lain-lain. Terdapat 1 korban luka berat, 4 korban luka ringan dan 8 orang pengungsi yang disediakan di 1 titik. Insiden tersebut merugikan sekitar Rp 7,3 Miliar.
Wilayah Jakarta Timur mengalami 37 insiden kebakaran dan merugikan 113 KK dan 319 jiwa. Insiden tersebut terjadi akibat korsleting listrik sebanyak 29 insiden, 6 tabung gas serta lain-lain 2 kejadian. Sebanyak 34 tempat tinggal mengalami kerugian, 123 bangunan semi permanen, 2 bangunan gedung, 4 bangunan kios atau ruko, serta lain-lain sebanyak 2. Terdapat 1 korban meninggal, 2 korban luka ringan, dan 263 jiwa memilih untuk mengungsi di 2 titik pengungsian yang disediakan. Selain itu, insiden kebakaran tersebut merugikan meteriil sebesar Rp 8,8 Miliar.