Selasa, 09 Mei 2017 18:31 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menggelar rapat koordinasi gabungan untuk menyiapkan pasokan komoditas bisa diekspor dari wilayah perbatasan Indonesia.
Dalam rapat koordinasi pengembangan lumbung pangan berorientasi ekspor di wilayah perbatasan yang digelar di Jakarta, Selasa, turut hadir sejumlah kepala daerah di wilayah perbatasan serta pengembangan pangan di wilayah penyangga kota besar.
"Hari ini kita rakor untuk membangun kedaulatan pangan dari wilayah perbatasan. Jadi di wilayah perbatasan itu kita sediakan lumbung pangan biar bisa langsung ekspor dari situ," tutur Amran, Selasa (9/5/2017).
Amran menuturkan ada sejumlah wilayah perbatasan yang akan dikembangkan tahun ini untuk mengisi pasar ekspor ke negara tetangga.
Misalnya, wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur untuk ekspor ke Singapura, Malaysia dan Filipina. Berikutnya wilayah Papua untuk mengisi kebutuhan ekspor ke Papua Nugini serta Nusa Tenggara Timur untuk bisa mengekspor ke Australia dan Timor Leste.
"Malaysia itu, misalnya, mereka impor beras 1,5 juta ton per tahun. Jagung mereka impor 3 juta ton. Dua (komoditas) itu saja kita isi ke Malaysia nilainya sudah Rp20 triliun," ungkapnya.
Amran menuturkan, untuk tahap awal, ia meminta komoditas yang dikembangkan di wilayah perbatasan adalah jagung. Setelah itu, baru kemudian merambah ke beras, terutama jenis organik yang kini diminati di pasaran.
"Jagung saja dulu, baru kemudian beras organik. Tolong nanti ini diberikan sesuai benihnya," imbuhnya.
Sementara itu, untuk kawasan penyangga Jabodetabek seperti Serang, Pandeglang, Lebak, Bogor, Cianjur, Karawang, Sukabumi, Bekasi hingga Lampung, Amran meminta agar disediakan lahan untuk menggarap komoditas jagung.
"Minimal 200.000 hektare di sekitar Jabodetabek akan kita garap tahun ini. Kami akan menyiapkan pompa dan traktor untuk menggarap," ucapnya.
Amran menambahkan, setelah jagung, komoditas lain seperti cabai dan bawang juga akan diupayakan agar bisa dipenuhi dari kawasan-kawasan penyangga. Program tersebut juga diharapkan bisa berlaku di wilayah lain.
sumber: antara