Senin, 01 Mei 2017 15:30 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Demo buruh memperingati Hari Buruh 1 Mei 2017 diwarnai dengan berbagai aksi, Senin (1/5/2017). Sebagian peserta aksi yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin SPSI membakar beberapa karangan bunga di depan Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Buruh menganggap petugas Satpol PP tidak bisa membersihkan karangan bunga di Balaikota DKI tempat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkantor.
"Kalau karangan bunga saja enggak bisa satpol PP bersihkan, bagaimana mau peduli mengangkat upah buruh. Angkat jempol kiri keatas nyungsepin," ujar Ketua Umum FSP LEM SPSI, Arif Minardi di depan Balaikota DKI, Senin (1/5/2017).
Mereka menganggap Ahok sampai saat ini belum bisa menerima kekalahan di Pilkada Jakarta 2017. Oleh sebab itu Ahok masih membiarkan karangan bunga itu selama sekitar satu minggu terpampang.
"Orang enggak bisa move on, enggak bisa berubah. Sudah kalah masih saja buat sampah di Balaikota," katanya.
Oleh sebab itu, massa menganggap telah membantu petugas Satpol PP dengan membakar karangan bunga tersebut. Ia bahkan mengklaim jagoan di Bekasi menolak TPST Bantargebang, Bekasi Jawa Barat, untuk menampung sampah karangan bunga dari pendukung Ahok-Djarot.
"Tapi mohon maaf, jawara Bekasi, Bantargebang menolak sampah si hoax ini kawan," tandasnya.
Diwartakan sebelumnya, Ratusan karangan bunga yang memenuhi Balaikota dibakar oleh massa buruh yang merayakan May Day tepat didepan Balikota DKI, Senin (1/5/2017) siang.
Akibatnya, api yang membesar disertai asap hitam pekat membumbung tinggi. Ribuan buruh yang melakukan aksi pembakaran karangan bunga tersebut mengaku sebagai aksi 'bersih-bersih' Balaikota untuk menyambut gubernur baru Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.