Rabu, 19 April 2017 19:51 WIB
MALANG, Tigapilarnews.com - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mempertanyakan kepemilikan gergaji yang digunakan belasan tahanan Polres Malang yang kabur lewat atap ruang tahanan, Rabu (19/4) dini hari.
"Kami masih menyelidiki keberadaan gergaji kecil yang digunakan para tahanan Polres Malang ini untuk kabur. Mereka menggergaji plafon kamar mandi ruang tahanan. Dari mana gergaji itu kok bisa sampai di tangan mereka," ujar Kapolda di sela kunjungannya di Mapolres Malang di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengaku enggan untuk mereka-reka dan berspekulasi terkait kepemilikan gergaji oleh tahanan tersebut. Jika petugas yang lalai menjalankan tugasnya, pasti ada sanksi tegas.
"Kami masih mendalami penyebab kaburnya 17 tahanan tersebut serta sampainya gergaji itu ke tangan tahanan," jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, petugas masih terus melakukan pengejaran terhadap tahanan yang kabur itu. "Kami berharap para tahanan yang kabur segera menyerahkan diri secara baik-baik. Jika tidak, kami akan ambil tindakan tegas," ujar Machfud Arifin.
Menurut Kapolda, jumlah tahanan di Mapolres Malang over capacity. "Kapasitas ruang tahanan Polres Malang hanya sekitar 60 orang, tetapi diisi 101 orang, sehingga melebihi kapasitas," ucapnya.
Sementara itu Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung menyatakan anggotanya teledor dan saat ini pihaknya masih fokus pada perburuan tahanan yang kabur. "Nanti saja, kami fokus dulu ke tahanan," katanya.
Pada saat kejadian kaburnya 17 tahanan di Polres Malang, ada enam anggota polisi yang berjaga.
"Sekarang masih dalam proses penyelidikan secara mendalam. Jika ada unsur kesengajaan, tentu akan kita tindak tegas sesuai aturan yang berlaku," katanya.
Menyinggung adanya sinyalemen yang mengarah pada unsur kesengajaan dengan membantu tahanan kabur tersebut, Kapolres secara tegas membantah sinyalemen tersebut.
"Kita akan periksa dulu sesuai aturan. Kalau ada unsur seperti itu (sengaja membantu) pasti kita sanksi secara tegas," ujarnya.
sumber: antara