Sabtu, 15 April 2017 10:12 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Lebih dari 2.000 migran yang berusaha mencapai Eropa ditarik dari Mediterania pada Jumat waktu setempat dalam serangkaian penyelamatan dramatis dan satu orang di antaranya ditemukan tewas menurut para pejabat dan saksi mata.
Juru bicara penjaga pantai Italia mengatakan 19 operasi penyelamatan yang dilakukan penjaga pantai atau kapal-kapal organisasi non-pemerintah telah menyelamatkan total 2.074 migran di 16 perahu karet kecil dan tiga perahu kayu kecil.
Medecins Sans Frontieres (MSF) menyatakan lewat Twitter bahwa satu remaja ditemukan tewas di dalam perahu karet yang penumpangnya diselamatkan oleh kapal Aquarius milik organisasi amal medis itu.
"Laut terus saja menjadi kuburan," cuit MSF.
Juru bicara penjaga pantai mengonfirmasi bahwa seorang meninggal dunia dalam penyelamatan itu, namun tidak menyampaikan rincian informasinya.
MSF menyatakan dua kapalnya, Aquarius dan Prudence, telah menyelamatkan sekitar 1.000 orang di sembilan perahu.
Para pengungsi yang putus asa berjuang untuk tetap mengapung setelah mereka meluncur dari perahu karet selama operasi penyelamatan yang dilakukan Phoenix, kapal penyelamat milik kelompok Migrant Offshore Aid Station (MOAS).
Rekaman video menunjukkan para penyelamat melompat ke dalam air di lepas pantai Libya untuk menyelamatkan mereka.
"Dalam 19 tahun meliput kisah migran, saya belum pernah mengalami sesuai yang seperti hari ini," kata fotografer Reuters Darrin Zammit Lupi yang berada di kapal Phoenix.
Dalam satu operasi, Phoenix menyelamatkan 134 orang, semuanya dari daerah-daerah sub-Sahara, kata dia.
Mereka yang diselamatkan oleh kapal MOAS dan MSF dipindahkan ke kapal penjaga pantai Italia, yang menyelamatkan migran yang lain, untuk dibawa ke pelabuhan-pelabuhan Italia.
Menurut Organisasi Migrasi Internasional (International Organisation for Migration/IOM), sejauh ini hampir 32.000 sudah tiba di Eropa lewat laut dalam tahun ini. Lebih dari 650 orang di antaranya meninggal dunia atau hilang, demikian menurut warta kantor berita Reuters.
sumber: antara