Selasa, 11 April 2017 00:09 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Anggota Satlantas Polres Jakarta Timur berhasil menyelamatkan ibu dan anaknya di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur dari penjambret yang menyanderanya.
Aiptu Sunaryanto yang khawatir tembakannya meleset, akhirnya membaca shalawat nabi sebelum melumpuhkan penjambret tersebut.
Anggota Satlantas Polres Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto mengatakan, aksi penyanderaan yang dilakukan penjambret kepada ibu dan anaknya di Jalan Gusti Ngurah Rai itu terjadi di dalam angkot jurusan Rawamangun-Pulogadung. Pelaku yang bernama Hermawan menodong Risma Oktaviani (25) yang tengah membawa anaknya DI (1).
Saat kejadian, dia sedang melintas di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur dari rumahnya di kawasan Bekasi, Jawa Barat sekitar pukul 19.00 WIB. Saat tiba di lokasi, dia melihat seorang ibu yang loncat dari dalam angkot dan meminta pertolongan.
Saat itu, kata dia, dia langsung menghentikan motornya, memarkirkannya, dan menanyakannya pada ibu tersebut. Ibu itu pun cerita ada rampok di dalam angkot yang sedang menyandera Risma dan buah hatinya. Sedang warga yang mendengar teriakan itu langsung berkerumun.
Massa mengepung angkot tersebut dan dia langsung menghampiri pintu angkot dan mencoba bernegoisasi dengan pelaku agar mau melepaskan korbannya.
"Pelaku kaget meliat saya, mungkin dia tahu saya polisi dari jaket yang saya pakai. Dia gelap mata, saya bicara pelan-pelan, dia bentak saya dan maki-maki saya," ujarnya pada wartawan, Senin (10/4/2017).
Saat itu, bebernya, Hermawan tampak meradang sambil mengancam akan membunuh Risma dan anaknya bila permintaannya agar angkot menjauh dari massa tak segera dituruti. Padahal, saat itu sopir angkot beserta penumpang yang berada di kursi depan sudah melarikan diri.
"Saya bujuk biar dia mau lepas itu ibu sama anaknya, biar saya aja yang gantiin. Saya bilang juga ke dia, saya jamin kalau korban dilepaskan dia tak akan diamuk massa," tuturnya.
Namun, bujukannya itu tak digubris pelaku, pelaku bahkan semakin mengamuk dengan mengancam akan membunuh ibu dan anaknya yang disandera tersebut sambil menodongkan pisau ke arah si bayi, sedang ibunya yang menangis memohon anaknya dilepaskan tak pula diperhatikan pelaku.
Sunaryanto mengungkapkan, dia terus menenangkan pelaku agar tak melakukan perbuatan nekat. Dia berpura-pura mengangkat tangannya agar pelaku merasa dia tak membawa senjata. Sedang senpi yang dibawanya itu disembunyikan dipijakan tangga pintu angkot. Dia lantas meminta warga menjauh agar pelaku lebih tenang.
"Pelaku ngotot terus minta dibawa menjauh dari TKP. Dia minta di bawa ke tol," terangnya.
Dia lantas mengeluarkan telepon genggamnya dari saku celananya dan memberikannya ke driver ojek online yang berada di dekatnya dan meminta agar aksinya didokumentasikan.
Maksudnya, agar menjadi barang bukti jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Sunaryanto pun sempat ragu untuk menembak pelaku lantaran takut salah sasaran.
"Saya baca shalawatan, begitu dia lengah saya sikat (tembak). Dan Alhamdulillah, tepat sasaran. Saya yakin tembakan saya tak akan lari ke kaca belakang angkot yang lagi banyak massa karena posisi tangan pelaku lagi di bawah," bebernya.
Setelah tertembak di lengan kanannya, pisau yang dipegang Hermawan pun terlepas. Dia langsung menyergap Hermawan dan mengamankan pisaunya. Sedang posisi Risma dan bayinya terjepit sehingga dia meminta warga mengeluarkan korban dari dalam angkot.
Setelah korban selamat, massa semakin mengerubuti angkot hendak memghakimi pelaku. Sedang dia memeluk pelaku agar tak diamuk massa. Tim Buser yang datang akhirnya meminta warga menjauh dari lokasi dan membawa pelaku ke pos polisi untuk diamankan dari amukan massa.
"Awalnya anggota minta pelaku dikeluarkan, saya bilang kalau dikeluarkan diamuk massa. Akhirnya angkot itu kita dorong dengan dibantu massa ke pos pol (Subsektor Buaran) karena kuncinya di bawa sopir," jelasnya.
Sunaryanto menambahkan, sesampainya di pospol, ternyata dua penumpang angkot yang sempat melarikan diri itu sedang berada di pos untuk membuat laporan.(exe/ist)