Senin, 10 April 2017 16:24 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Anggota Satlantas Polres Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto berhasil menggagalkan aksi penodongan disertai penyanderaan dengan korban ibu dan anak di dalam angkot jurusan Rawamangun-Pulogadung pada Minggu (9/4/2017) malam.
Di dalam angkot tersebut, Hermawan menodong Risma Oktaviani (25) yang tengah membawa anaknya DI (2). Namun, aksi penodongan itu berhasil digagalkan oleh Sunaryanto.
Awal mulanya, kata Sunaryanto, ia sedang melintas di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur dari rumahnya di kawasan Bekasi, Jawa Barat sekira pukul 19.00 WIB.
Setibanya di ruas jalan tersebut, dia melihat seorang ibu bernama Isnawati yang loncat dari dalam angkot dan meminta pertolongan. Melihat hal itu dia langsung menghentikan laju kendaraannya. Kepada dirinya, sang Isnawati menyatakan bahwa ada rampok di dalam angkot yang sedang menyandera Risma dan buah hatinya.
Teriakan Risnawati mengundang perhatian warga sekitar. Tak heran, mereka langsung datang dan mengepung angkot tersebut.
Sunaryanto akhirnya mendekat ke pintu angkot dan mencoba bernegoisasi dengan pelaku agar mau melepaskan korbannya.
"Pelaku langsung kaget begitu ngeliat saya, mungkin dia tau saya polisi soalnya daya pake jaket polisi. Dia semakin gelap mata, saya bicara pelan-pelan 'Mas ada apa, sini saya bantu'. Dia bilang 'Diem lu' dia ngata-ngatain saya," ujar Sunaryanto saat dihubungi wartawan, Senin (10/4/2017).
Bukannya melunak, pelaku yang diketahui bernama Hermawan malah makin menggila. Dia malah mengancam akan membunuh Risma dan buah hatinya jika permintaanya tidak dituruti.
Hermawan meminta agar angkot tersebut segera dibawa meninggalkan lokasi. Sebab, pelaku sadar jika kondisinya saat situ sudah terdesak. Namun, pada saat itu sopir angkot sudah melarikan diri.
"Saya bujuk biar dia mau lepas itu ibu sama anaknya, biar saya aja yang gantiin. Saya bilang juga ke dia bahwa saya jamin kalau korban dilepaskan, dia tidak akan diamuk massa," tutur Sunaryanto.
Namun, bujuk rayu Sunaryanto tak mampu melunakan kekalapan Hermawan. Dia malah makin jadi untuk mengancam akan membunuh para korban jika tidak dipenuhi permintaanya.
"Dia bilang 'kalau bapak nembak saya, saya matiin ini anak sama ibunya' sambil pisaunya diarahin ke anaknya. Ibunya nangis-nangis minta tolong anaknya diselamati," kata Sunaryanto.
Jelas, suasana di lokasi kian mencekam. Risma semakin merengek melihat anaknya juga ikut ditodong pisau oleh Hermawan. Massa juga makin banyak yang berdatangan melihat aksi tersebut.
Sunaryanto mencoba menenangkan pelaku agar tidak melakukan hal nekat. Dia berpura-pura mengangkat tangannya dengan maksud agar Hermawan tidak curiga jika dirinya membawa senjata.
Padahal, senjata api Sunaryanto sejak awal disembunyikan di pijakan tangga pintu angkot. Agar pelaku lebih tenang, Sunaryanto memerintahkan agar warga menjauh.
Namun, saat melihat Sunaryanto mau mengambil senjata apinya, warga mendekat kembali. Sunaryanto pun tak jadi menembaki pelaku.
Pelaku semakin panik melihat warga kembali mendekat dan meminta agar dibawa pergi dari lokasi tersebut.
"Pelaku ngotot terus minta dibawa menjauh dari TKP. Dia minta di bawa ke tol," ujarnya.
Sunaryanto mencoba tenang agar dapat berpikir sehat. Dia pun akhirnya mengeluarkan telepon genggamnya dari saku celana dan memberikannya ke driver ojek online yang berada di dekatnya. Kepada driver ojek online tersebut Sunaryanto meminta agar aksinya didokumentasikan.
Hal tersebut bertujuan agar dapat menjadi barang bukti jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Sunaryanto sempat ragu untuk menembaki pelaku lantaran takut salah sasaran dan malah mengenai warga sipil. Sebab, posisi Hermawan saat itu berada di sudut tengah angkot dan belakangnya hanyalah kaca. Sedangkan, massa ramai mengelilingi angkot tersebut.
Namun, aksi heroik Sunaryanto membawakan hasil positif. Ia berhasil menembaki Hermawan sesuai dengan sasaran.
"Saya lilahitallah saja, saya baca shalawatan, begitu dia lengah saya sikat (tembak)," ucap dia.
"Untung kena tepat sasaran. Saya yakin tembakan saya tidak akan lari ke kaca belakang angkot yang lagi banyak massa, soalnya pas saya tembak posisi tangan pelaku lagi di bawah," sambungnya.
Setelah tertembak di lengan kanannya, pisau yang dipegang Hermawan pun terlepas. Dengan cepat, Sunaryanto langsung menyergap Hermawan dan mengamankan pisaunya.
Namun, karena sergapan Sunaryanto, posisi Risma dan bayinya sempat terjepit. Dia pun akhirnya meminta warga mengeluarkan korban.
Setelah korban dapat diselamatkan, massa langsung measuk ke dalam angkot untuk menghakimi Hermawan.
Sunaryanto memeluk Hermawan agar tidak terkena amukan massa. Tak lama berselang, tim Buser mendatangi lokasi dan meminta warga menjauh dari lokasi.
Anggota tim sempat meminta pelaku dikeluarkan, namun Sunaryanto melarangnya agar pelaku tidak diamuk massa. Akhirnya, polisi bersama massa mendorong angkot tersebut sampai ke pos polisi yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Angkot tersebut terpaksa didorong karena kunci angkot dibawa kabur oleh sopir yang menyelamatkan diri.