Jumat, 31 Maret 2017 00:16 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tim Pemenangan Anies Basewdan-Sandiaga Uno menemukan banyak potensi kecurangan pada Pilgub DKI Jakarta putaran kedua.
Buktinya, tim relawan Anies-Sandi memergoki wnaita paruh baya menyebar brosur kampanye hitam di salah satu pasar di Pulogadung, Jakarta Timur.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Muhammad Taufik, mengatakan menjelang hari pencobolsan putaran kedua pada 19 April mendatang, pihaknya memang banyak menemukan potensi kecurangan.
Apalagi bila melihat hasil evaluasi putaran pertama, di mana banyak ditemukan black campaign melalui brosur atau media sosial, pengerahan massa, intimidasi dan sebagainya.
Untuk itu, lanjut Taufik, relawan Anies-Sandi yang menyebar di seluruh wilayah kota ataupun kabupaten semakin gencar turun ke lapangan untuk mengantisipasi adanya kecurangan-kecurangan tersebut.
"Kalau tertangkap biasanya kita sudah mendapatkan bukti dan melaporkanya ke Panwaslu ataupun kepolisian. Ini bukti lemahnya Bawaslu. Saya kira Bawaslu harusnya turun juga kelapangan," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (30/3/2017).
Taufik juga meminta Bawaslu memanggil Dinas kependudukan dan Catata Sipil untuk menahan pencetakan blanko e-KTP yang telah diberikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebanyak 100.000.
"Kebutuhannya 300.000, dikasih cuma 150.000. Ya tahan saja dulu samapai selesai Pilgub. Kalau enggak ada KTP kan pakai Surat Keterangan (Suket). Ini pengacau pilkada," ungkapnya.
Senada dengan Tim Anies-Sandi, Sekertaris Tim Kampanye Basuki Tjahaja Purnama, Ace Hasan juga meminta Bawaslu sebagai wasit bergerak menindaklanjuti banyaknya black campaign ataupun kecurangan Pilgub DKI putaran kedua. Sebab, sejak putaran pertama, pasangan Ahok-Djarot telah diterpa kampanye hitam.
Ace pun membantah bila mengerahkan warga untuk menyebarkan black campaign seperti yang tertangkap oleh relawan Anies-Sandi di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. "Kami tidak pernah mengerahkan siapapun untuk kampanye hitam. Bawaslu sebaiknya bergerak," tegasnya.(exe/ist)