Rabu, 22 Maret 2017 19:31 WIB

Ojek Online dan Angkot Kembali Bentrok, Sejumlah Kendaraan Dirusak

Editor : Hendrik Simorangkir
Polisi mengamankan dua kubu yang bentrok di Bogor. (ist)

BOGOR, Tigapilarnews.com - Peristiwa bentrokan antara pengemudi angkutan kota (angkot) dan driver ojek online di Bogor kembali terjadi. 

Kali ini terjadi di kawasan Terminal Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jalan Raya Laladon-Dramaga. Akibatnya, sejumlah kendaraan, baik angkutan perkotaan yang biasa beroperasi dan mangkal di terminal perbatasan kota/Kabupaten Bogor rusak berat.

Belum diketahui berapa jumlah korban luka akibat aksi saling serang antar pengemudi angkot dan driver ojek online yang terjadi pada pukul 15.00 WIB itu. Namun, untuk sementara kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan, hingga pukul 16.30 WIIB, suasana di kawasan Terminal Laladon, mulai dari simpang Laladon, Bubulak hingga Kampus IPB Dramaga, masih mencekam.

Bahkan, arus lalu lintas macet parah karena ruas Jalan Raya Laladon-Bubulak-Dramaga, masih diblokade dan ratusan personil kepolisian dari Polres Bogor dan Polresta Bogor Kota terlihat menyisir dan melakukan sterilisasi jalur. Bahkan, dua pimpinan kepolisian Kota dan Kabupaten Bogor turun ke jalan meredakan aksi massa yang semakin anarkis tersebut.

Rustam (45), saksi mata selaku pemilik warung klontong yang letaknya persis di depan kawasan Terminal dan Pasar Laladon ini mengungkapkan aksi saling serang tersebut dipicu saat puluhan sopir angkot melakukan sweeping terhadap ojek online di depan Terminal Laladon, pukul 13.30 WIB.

Beberapa kendaraan roda dua yang diketahui milik driver ojek online dihancurkan. "Sopir angkot emosi karena setelah mogok dua hari ini, di depan terminal Laladon masih banyak ojek online yang masih beroperasi dan mengambil penumpang di sini," ujar Rustam, Rabu (22/3/2017). 

Sehingga, lanjut dia, aksi kejar-kejaran sopir angkot dengan pengemudi ojek online pun sempat terjadi di Jalan Raya Darmaga. Pengemudi ojek online yang bersembunyi di dalam salah satu minimarket diseret keluar. Sepeda motor matic milik driver ojek online pun dirusak di depan minimarket. Bahkan, sepeda motor tersebut nyaris dibakar. 

Tak hanya yang bersembunyi di minimarkert saja, dua driver ojek online yang melintas mendapat perlakuan serupa. Aksi sweeping sopir angkot ini terus berlanjut hingga siang hari. "Mereka ngelunjak ternyata, kami menuntut supaya grab motor jangan beroperasi dulu. Kalau sudah diblokir jangan beroperasi, kemarinkan sudah sepakat, tapi kenapa masih banyak yang berani mengangkut penumpang di sini, jelas kami keberatan,” tutur Dani (50), sopir angkot Laladon-Leuwiliang.

Pengemudi angkot senior di Terminal Laladon ini menjelaskan, alasan para sopir melakukan sweeping itu karena ojek online nekad beroprasi di kawasan terminal meski tak menggunakan atribut. “Jadi begini, berdarsakan keterangan polisi di Laladon, katannya sopir aplikasi online diblokir, ternyata sampai sekarang masih pada jalan,” ujarnya.

Dia mengaku, sejak maraknya angkutan umum berbasis aplikasi pendapatannya menyusut drastis hingga 70%. "Saya setiap hari biasa mendapat setoran ke yang punya angkot 200 ribu, dan bisa mendapatkan Rp100 ribu per hari. Sekarang, cuma bawa pulang 20 ribu belum setoran. Kalau segitu kadang buat keluarga kita saja tidak cukup pak,” pungkasnya (ist)


0 Komentar