Sabtu, 18 Maret 2017 21:11 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Koordinator Badan Pembela Rakyat, Edi Satiman mengkritisi Serikat Pekerja Bank BTN saat ini. Dia menilai saat ini SP BTN telah berkonspirasi dengan Direksi BTN untuk menguasai seluruh direksi di perusahaan tersebut.
"Dirut BTN Maryono menjadikan ketua SP BTN Satya Wijantara kendaraan politiknya untuk menduduki jabatan di BTN, kata Edi di Jakarta, Sabtu (18/3/2017).
Edi mengaku, akibat konspirasi tersebut saat ini SP BTN tak lagi menjadi lembaga yang kritis dan tak mampu membela para pekerjanya.
"Aktivis-aktivis SP BTN tidak lagi peduli terhadap nasib anggotanya yang dizalimi," jelasnya.
Menurutnya, mandulnya sikap kritis SP BTN yang sebelumnya terkenal garang dibanding SP BUMN lainnya, karena merasa berhutang budi kepada Maryono yang telah dengan royal bagi-bagi jabatan kepada pemgurus maupun aktivis SP BTN.
"Kita lihat saja daftar-daftar orang-orang SP BTN yang terkenal dengan orang-orangnya Satya Wijayantara Ketua Umum SP BTN yang menguasai pucuk-pucuk pimpinan diberbagai tempat di BTN," tegasnya.
Bahkan dia menilai banyak kader potensial BTN yang ditunjuk oleh Meneg BUMN untuk bertindak sebagai Direksi Bank BTN terpaksa berguguran karena sikap direksi Bank BTN.
"Kita sebut saja mulai nama Purnomo, Evi Firmansyah, Saut Pardede, Guntur, Irman Zahiruddin, Hulmansyah, Sri Purwanto sampai
dengan yang terakhir Sulis Usdoko adalah orang-orang dengan kompetensi dan integritas tinggi tetapi karena sikapnya yang tidak mau tunduk pada aturan main akhirnya mereka tersingkir," bebernya.
Edi menegaskan, posisi Satya Wijayantara harus dikritisi karena aktivitasnya selama ini didukung oleh Arif Poyuono dari Federasi SP BUMN yang merupakan sahabat karib dari Satya dan sering ikut dalam aksi demonstrasi SP BTN dalam menolak merger BTN dengan BNI maupun Mandiri.
"Dengan mundurnya Satya dari Ketua Umum SP BTN maka tidak ada lagi hak maupun legitimasi dari Satya untuk mengklaim bahwa aktivitasnya dapat mengatasnamakan suara rakyat BTN" tutup Edi