Kamis, 16 Maret 2017 11:58 WIB

Gerindra Hormati Demokrat Non-blok Putaran Kedua Pilgub

Reporter : Muhammad Syahputra Editor : Rajaman
Fadli Zon (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menghormati keputusan Partai Demokrat menyatakan non-blok di putaran kedua Pilgub DKI.

"Nggak perlu kaget, sejak awal kita expect seperti itu. Kan sebagai partai penyeimbang. Itu hak saja. Ga ada masalah," ujar Fadli, di gedung DPR, Kamis (16/3/2017).

Namun demikian Fadli pun optimis jika kader besutan SBY di DPR akan memberikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandi.

"Saya kira seperti ini, para pendukung Demokrat, fraksinya di DKI jua sudah nyatakan dukungan kepada Anies dan Sandi dipenugursnya juga demikian, dan dibebaskan. Saya kira mayoritas kelihatannya dukung Anies-Sandi dalam pengamatan saya," katanya.

Sebelumnya, Partai Demokrat akhirnya menentukan sikap partai di Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Demokrat akan bersikap non-blok alias tidak memihak salah satu pasangan calon, baik Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi. 

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo kepada wartawan seusai acara 'Thank You Gathering Tim dan Relawan Agus-Sylvi' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2017) malam. Artinya, Demokrat membebaskan pilihan kepada tiap kader untuk mendukung paslon tertentu. 

"Selama ini kita tahu tetap harus memilih tapi dipersilakan ke masing-masing. Kami netral, dalam istilah Pak SBY itu non-blok. Tak memihak ke nomor 2 dan 3," ucap Roy. 

Sikap Demokrat yang membebaskan pilihan kepada setiap kader, disebut Roy, menunjukkan partai sangat menghargai hak konstitusi anggota partai. Demokrat pun mengaku sudah tak memiliki kepentingan dalam Pilgub Jakarta 2017.

"Kader bebas, fatsunnya karena partai tak mengarahkan ke mana pun itu tidak salah. Artinya, Demokrat sangat menjunjung tinggi dan menghormati hak demokrasi setiap kadernya. Nggak ada (kepentingan), kami berterima kasih kepada dukungannya selama ini," katanya. 

Roy pun menampik isu yang menyebut partai memilih bersikap netral karena ada perpecahan di lingkup internal partai. Selain itu, keputusan Agus membebaskan pilihan kepada setiap elemen pendukungnya, disebut Roy, bukan arahan dari Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


0 Komentar