Rabu, 15 Maret 2017 23:38 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan, menuduh Belanda negara teroris dan memiliki karakter yang busuk.
Erdogan pun menyatakan akan memobilisasi negara Islam untuk melawan xenophobia, rasisme, dan Islamophobia.
Berbicara di sebuah konferensi medis di Ankara, Erdogan menuduh Belanda bertanggung jawab atas pembantaian Srebrenica selama Perang Bosnia pada 1995.
Penjaga perdamaian Belanda dituduh membiarkan pasukan Serbia Bosnia membunuh hingga 8.000 Muslim Bosnia di kota yang dianggap PBB sebagai "daerah aman."
"Kami tahu Belanda dan karakter orang Belanda dari pembantaian Srebrenica. Kami tahu betapa busuk karakter mereka dari pembantaian 8.000 warga Bosnia. Tidak ada yang boleh mencoba memberikan kami pelajaran tentang moralitas, terlebih mereka yang tangannya berlumuran darah," kata Erdogan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (15/3/2017).
Erdogan juga menuduh Belanda menggunakan kekuatan yang tidak proporsional termasuk anjing dan meriam air terhadap demonstran Turki di Rotterdam.
Sebagai imbalannya, Turki akan menghentikan semua hubungan diplomatik tingkat tinggi. Erdogan juga mengatakan bahwa permintaan maaf dari Belanda tidak cukup, dan sedang mempertimbangkan sanksi lebih lanjut.
"Belanda, dengan begitu telah menampilkan dirinya sebaga negara teroris, telajh menyebabkan kerusakan besar ke Eropa dan Uni Eropa. Sekarang, bagi mereka yang ingin bekerja sama dengan Uni Eropa, telah berhenti menjadi simbol hak asasi manusia dan kebebasan. Eropa terlalu penting untuk dibiarkan pada belas kasih dari negara-negara jahat," ucapnya.
"Beberapa negara Eropa telah berubah menjadi mainan partai rasis dan fasis," kata Erdogan merujuk pada kebangkitan partai-partai kanan seperti Partai Kebebasan untuk Belanda dan AFD di Jerman.
"Saya menelepon dari sini ke Belanda dan Jerman. Saya akan mengatakan kepada saudara Muslim saya dan saudari dari Turki, semua orang asing di sana, jangan memilih kedua partai tersebut," imbuh Erdogan.
Erdogan menambahkan bahwa Turki akan menyerukan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membantu memerangi munculnya kembali rasisme, xenophobia dan Islamophobia di tingkat internasional.(exe/ist)