Selasa, 14 Maret 2017 18:05 WIB

Pemkot Bogor Akan Berlakukan Pembatasan Angkutan Online

Editor : Hendrik Simorangkir
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. (ist)

BOGOR, Tigapilarnews.com - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, akan memberlakukan kuota atau pembatasan operasional transportasi berbasis online, baik ojek maupun taksi di wilayahnya.

"Ada fenomena keberadaan transportasi online ini mengurangi pendapatan pengemudi lain, menimbulkan gejolak, saya sudah berkomunikasi dengan Dirjen Perhubungan Darat, untuk mengaturnya," ujar Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balaikota, Selasa (14/3/2017).

Bima menjelaskan, akan ada pengaturan berupa kuota, dan pembatasan berapa jumlah transportasi online yang boleh beroperasi, dan dimana saja beroperasinya, agar tidak menimbulkan kecemburuan dengan transportasi lainnya, serta tidak melanggar aturan di Kota Bogor.

"Kita tidak mungkin melarang online ini, tapi perlu pengaturan. Silahkan yang mau mencari kerja di Kota Bogor asal halal dan mengikuti program Pemerintah Kota Bogor," jelasnya.

Ia menyebutkan, Kota Bogor sudah memiliki Bogor Transportasi (B-TOP) yang mengatur penataan transportasi secara berkelanjutan yang saat ini sedang dijalankan pemerintah kota.

Ia berharap para pengendara transportasi online mengikuti aturan tersebut dan tidak menimbulkan persoalan baru dalam penataan transportasi di Kota Bogor, seperti mangkal di trotoar, ngetem di pinggir jalan dan taman-taman.

Selain itu, lanjut Bima, pihaknya kesulitan untuk menata dan mengatur keberadaan transportasi online, sulit untuk dihubungi karena tidak ada pihak yang bertanggungjawab.

"Besok kita akan panggil transportasi online ini, penataan kita mulai dengan harus ada PIC yang bertanggungjawab, jadi kalau ada persoalan bisa dikoordinasikan, seperti angkutan ini ada Organda. Jadi transportasi online harus jelas, kalau mereka mangkal di halte siapa koodinatornya bisa kita panggil," ungkapnya.

Bima menambahkan, penataan transportasi online harus sejalan dengan program penataan transportasi di Kota Bogor agar kedepan persoalan kemacetan tidak lagi terjadi.

"Agar Bogor tidak lagi dikenal sebagai kota termacet katanya, walaupun kita tidak percaya. Kota Bogor harus menjadi kota dengan penataan transportasi yang ramah dan berkelanjutan," pungkasnya. 

 

(antara)


0 Komentar