Senin, 13 Maret 2017 15:43 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter Tampubolon, mengaku telah melakukan sejumlah pendekatan dengan para tokoh agama dan masyarakat terkait spanduk nada provokatif soal penolakan salat jenazah yang terpasang di berbagai kawasan DKI Jakarta.
"Enggak ada perlawanan sih, bukan perlawanan. Penolakan secara apa saya kira enggak begitu, cuma kan kami perlu menjelaskan. Penolakan secara apa itu kan enggak begitu kenceng," kata Jupan di Balaikota DKI Jakarta, Senin (13/3/2017).
Jupan mengatakan pemasang spanduk itu tidak berkaitannya dengan Pilgub DKI 2017. Namun, pihaknya tetap melakukan pencopotan karena diduga telah mengganggu ketenteraman ketertiban persepsi masyarakat yang berpengaruh kepada tanggapan masyarakat itu sendiri.
Mantan Camat Kelapa Gading ini menuturkan sejauh ini pun tindakan yang diambil masih bersifat persuasif. Karena bagi Jupan tindakan tegas bukan berarti harus beperilaku keras.
Dikatakan Jupan, perlu mengedukasi masyarakat sekaligus melatih anggota Satpol PP agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.
"Karena penegakan perda tidak identik dengan penertiban. Penegakan perda, kami mengedukasi masyarakat, menyadarkan masyarakat, itu penegakan perda," ungkapnya.
Berbagai pendekatan pun terus dilakukan untuk menyadarkan warga. Sehingga warga dapat berupaya menurunkan spanduk itu sendiri tanpa adanya paksaan.
Saat ini, yang paling banyak ditemukan spanduk provokatif di Jakarta Timur dan Jakarta Barat
"Jakarta Timur ada sebanyak 69 spanduk dan Jakarta Barat ada 150-an spanduk provokatif. Kami upayakan mereka menurunkan sendiri. Jadi gitu kan enak kan," pungkasnya.