Sabtu, 11 Maret 2017 18:01 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Ekonom Destry Damayanti berpendapat proyek infrastruktur yang didanai swasta melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta perlu dikembangkan.
"Ke depan infrastruktur akan diarahkan melibatkan sebanyak mungkin sektor swasta, baik dalam hal pembiayaan maupun pembangunannya," kata Destry dalam Seminar Investment Discussion and Economic Analysis (IDEA) 2017 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (11/3/2017).
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan tersebut menegaskan, infrastruktur merupakan kebutuhan wajib di Indonesia, tetapi memang perkembangannya lambat karena pendanaannya yang besar.
Destry mengatakan kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur lebih dari Rp1.000 triliun setahun dan angka itu susah untuk semuanya dibiayai pemerintah.
"Sehingga perhatian mengenai pembiayaan menjadi penting, terutama bagaimana melibatkan swasta untuk membiayai infrastruktur," ucap dia.
Destry menjelaskan terkait dengan pembiayaan, regulator memang perlu membuat terobosan agar instrumen investasi pembiayaan infrastruktur menjadi menarik, misalnya pajak khusus untuk obligasi yang dikeluarkan bagi pembiayaan infrastruktur.
"Terobosan semacam ini perlu diperbanyak oleh pemerintah, sehingga pembangunan infrastruktur tidak hanya mengandalkan pemerintah namun bisa mengajak swasta," kata dia.
Destry mencontohkan salah satu proyek infrastruktur dengan partisipasi swasta adalah jalan lingkar simpang susun Semanggi yang anggaran pembangunannya mencapai Rp360 miliar.
Dana pembangunan tersebut tidak menggunakan APBD, melainkan dari kompensasi kenaikan koefisien lantai bangunan (KLB) perusahaan swasta.
Proyek itu sendiri diklaim mampu mengurai kemacetan di sekitar Semanggi hingga 40 persen.
Seminar IDEA 2017 merupakan rangkaian seminar dalam rangka peringatan 10 Windu Kantor Berita Indonesia Antara. Seminar kali ini bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas MH Thamrin Jakarta.
Seminar yang dibuka oleh Direktur Investasi Dana Pensiun Perum Antara Theo Yusuf SH MH itu diikuti sekitar 530 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen dan pengusaha.
sumber: antara